Selasa, 31 Desember 2024

Jangan Menengok ke Belakang

Menutup tahun, kita biasanya mengilas balik berbagai pengalaman yang dialami sepanjang tahun itu. Hari ini, ketika akan menutup tahun 2024, semoga yang ada di hati kita hanyalah ucapan syukur atas penyertaan Tuhan sepanjang tahun ini.

Semoga tidak ada peristiwa atau pengalaman yang menyisakan penyesalan besar, yang berujung pada musnahnya harapan dan runtuhnya kepercayaan akan kebaikan Tuhan dalam hidup kita.

Kalaupun ada peristiwa atau pengalaman di tahun 2024 yang menimbulkan penyesalan, jadikanlah hal itu sebagai pembelajaran hidup yang berharga. Mohonlah ampun kepada Tuhan atas kesalahan, ketidaktahuan, kecerobohan tersebut. Selanjutnya, serahkan segalanya kepada Tuhan.

Melangkah terus, jangan menengok ke belakang lagi. Bukankah hal itu sudah terjadi? Waktu tidak bisa diputar mundur, tetapi kita bisa bergerak maju. Tetaplah percaya, di balik hal yang tidak menyenangkan yang terjadi dalam hidup kita, Tuhan tidak meninggalkan kita. Ia mau kita belajar sesuatu dari peristiwa atau pengalaman itu.

Terima kasih Tuhan atas penyertaan dan segala rahmat yang Kau berikan sepanjang tahun 2024.

Rabu, 25 Desember 2024

Yesus Apa Adanya

Ketika berlibur ke Yogya sembilan tahun silam, aku tertarik membeli patung Bayi Yesus di palungan. Aku memesannya untuk dikirim ke kota tempat kami tinggal, bersama beberapa benda rohani lainnya.

Betapa terkejutku, ketika kiriman itu tiba. Patung Bayi Yesus yang kuterima tidak berwajah manis seperti yang kulihat di toko. Ada 'kelainan' pada mata patung itu. Serta-merta aku berniat mengajukan komplain dan mengirim balik patung tersebut. Minta ditukar.

Putriku mencegahku. Katanya, ia suka dengan patung itu apa adanya. Tidak perlu dikembalikan ke toko. 

Setiap menjelang Natal, saat aku mengeluarkan Bayi Yesus dari penyimpanan, aku teringat kisah yang melatarbelakangi keberadaan patung ini di rumah kami.

Bayi Yesus yang mungil, maafkan aku yang menolak kehadiran-Mu. Aku cenderung menerima yang bagus, yang indah, yang menawan. Aku tidak mau melihat yang tidak bagus, tidak indah, dan tidak menawan mata. 

Bayi Yesus yang manis, aku mau belajar menerima Engkau apa adanya di dalam diri orang-orang di sekitarku yang tidak selalu bagus, tidak selalu indah, dan tidak selalu menawan. 

Selamat Natal!

Minggu, 22 Desember 2024

Pohon Natal untuk Ibu

Aku membeli pohon Natal mungil ini beberapa bulan sebelum perayaan hari kelahiran Kristus. Sudah kuniatkan, pohon perak berbintang emas ini akan kuletakkan di meja depan ranjang Ibu. Meski Ibu sudah tak mampu lagi bangkit dari tempat tidurnya, ia akan dapat memandang keindahan pohon ini.
 
Tetapi Tuhan berkehendak lain. Ibu dipanggil menghadap-Nya, 70 hari sebelum Natal. Pohon Natal ini tetap kupasang di rumahku. Bertahun berlalu. Sudah 12 kali Natal aku memasang pohon ini.
 
Selamat merayakan Natal di Surga, Ibu. Semoga dari keabadian, Ibu bisa memandang kemilau pohon Natal ini dan mendoakan kami anak-anakmu.
 

Jumat, 13 Desember 2024

Pilih yang Mana?

Dari pengalaman menyapu halaman sehari-hari, setidaknya ada dua cara menyapu yang biasa digunakan orang. 

Cara pertama, mengumpulkan sampah di suatu titik. Setelah sampah cukup banyak terkumpul, sampah disapu ke dalam serokan atau pengki, lalu dibuang ke tong sampah. 

Cara kedua,  orang menyapu sambil membawa serokan atau pengki di tangan kiri. Sambil berjalan selangkah demi selangkah, sampah yang ditemukan langsung disapu masuk ke serokan atau pengki.

Cara mana yang biasa Anda gunakan dalam menyapu? Kedua cara bisa digunakan, tergantung kebiasaan masing-masing orang.

Tetapi, pengalaman menyapu ini membuat saya berefleksi tentang dosa dalam kehidupan manusia. Setiap kita tentu tak luput dari dosa dan pernah berbuat dosa. Lalu, bagaimana cara kita menangani kedosaan kita? 

Ada di antara kita yang cenderung mengumpulkan dosa-dosa sampai bertumpuk, baru kemudian mencari imam untuk menerima Sakramen Tobat; pada saat Gereja membuka penerimaan Sakramen Tobat bagi umat secara luas menjelang Natal dan Paskah. 

Namun, ada juga di antara kita yang lebih suka  segera mengaku dosa, tak mau menumpuknya. Terus bergerak maju sedikit demi sedikit, seraya membersihkan diri dari 'kotoran' akibat dosa.

Cara mana yang Anda pilih? Ini pun tergantung kebiasaan Anda. Manfaatkanlah kesempatan mengaku dosa yang ditawarkan Gereja di masa Adven ini, sehingga dengan hati bersih kita menyambut Kristus dalam palungan hati kita di hari Natal.

Senin, 02 Desember 2024

Mengapa Masa Adven Tetap Perlu?

Masa Adven disediakan Gereja selama 4 minggu untuk umat kristiani, agar dapat menyiapkan hati menyambut kedatangan Kristus. 

Kita tahu, Kristus sudah datang ke dunia lebih dari 2000 tahun silam. Lalu, mengapa masa Adven tetap perlu? Mengapa kita tidak menyibukkan diri saja menyiapkan pesta Natal atau merayakan Natal sebelum tanggal 25 Desember? Bukankah pada kenyataannya Kristus sudah lahir ke dunia?

Masa Adven tetap perlu ada, supaya kita dapat merefleksikan kehidupan rohani kita. Mengingat kembali kehadiran Tuhan Yesus dalam hidup kita. Betapa Ia sangat mengasihi kita, mau meninggalkan takhta-Nya di surga untuk turun ke dunia menjadi manusia sama seperti kita. Ia bersedia mengorbankan segalanya untuk menyelamatkan jiwa kita dari cengkeraman dosa dan maut. 

Masa Adven membawa kita pada perenungan akan kesediaan melaksanakan kehendak Allah seperti yang dilakukan terutama oleh Santa Perawan Maria dan Santo Yosef, juga oleh para gembala dan tiga orang majus.

Jika dihayati sepenuh hati, masa Adven akan memberi banyak makna tentang kemanisan kasih Tuhan kepada kita - umat manusia yang diciptakan-Nya sekaligus sangat dicintai-Nya.

Rabu, 27 November 2024

Hidupku

Bukan pada harta benda duniawi 
hidupku bergantung,
melainkan pada kasih setia 
dan kemurahan Tuhan semata. 
 
"Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, 
sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, 
hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." (Lukas 12:15)
 

Kamis, 07 November 2024

Orang-Orang Berjubah Putih

Mengapa ada orang-orang yang mau mengenakan jubah putih, membaktikan seluruh hidup mereka untuk Tuhan; padahal kaki mereka masih berpijak di dunia, mereka melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bersinggungan dengan dunia, dan mereka pun menyantap makanan yang sama dengan orang-orang lain di dunia ini?

"Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?" .... "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba. Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. (Wahyu 7:13-14)

Kaum religius - para imam, biarawan, biarawati - adalah orang-orang berjubah putih, yang telah mencuci jubah mereka di dalam darah Anak Domba; pada saat mereka mengucapkan ikrar setia atau kaul hidup bakti untuk melayani Kristus.

Kaum religius bukan baru mengenakan jubah putih, setelah mereka berada di alam baka. Namun, sejak masih hidup di dunia ini mereka telah memakai jubah putih; lantaran mereka berusaha menghidupi surga, ketka mereka berada di dunia.

Kaum religius telah memilih untuk hidup seperti di surga, walaupun wujud fisik mereka dan secara manusiawi mereka tetap manusia biasa. Dapat dibayangkan, betapa sulit menerapkan kehidupan a la surgawi di tengah belantara dunia yang sarat tarikan-tarikan duniawi.

Sebagai umat beriman kristiani, kita patut mendukung upaya-upaya kaum religius memaknai panggilan hidup mereka. Kita dapat membuat 'jubah mereka tetap putih' dengan mendoakan mereka dan membantu mereka menyelamatkan jiwa-jiwa, seperti yang ditugaskan Kristus kepada para pengikut-Nya.

Jumat, 01 November 2024

Belajar Kekudusan dari Santa Theresia Lisieux

Dalam buku otobiografinya, Santa Theresia dari Kanak-Kanak Yesus dan Wajah Kudus Yesus (1873-1897), seorang biarawati Karmel Tak Berkasut (OCD) yang berasal dari Lisieux, Prancis; menuliskan keinginannya menjadi orang suci.

Namun, ia merasa tak mampu mengikuti teladan para kudus yang seperti gunung tinggi baginya, sementara ia bagaikan pasir yang diinjak orang. 

Di sisi lain, Santa Theresia memiliki keyakinan: tak mungkin Tuhan menanamkan keinginan untuk menjadi orang kudus dalam dirinya, jika hal itu tidak bisa diwujudkan. 

Santa Theresia merasa dirinya memiliki banyak ketidaksempurnaan. Sulit sekali baginya menjadi orang dewasa. Tetapi, justru dengan menerima kekurangan diri inilah, Santa Theresia berhasil menemukan cara tersendiri menuju surga.

Ia sangat terkesan dengan Sabda Yesus yang meminta agar murid-murid-Nya membiarkan anak-anak datang kepada-Nya (lihat Matius 19:13-14). Yesus sangat mencintai anak-anak. Maka, ia pun akan menjadi seperti anak kecil di mata Yesus.

Aku ingin tahu, apa yang akan Engkau lakukan terhadap anak kecil yang menjawab panggilan-Mu? Inilah yang kutemukan: "Seperti seorang yang dibelai ibunya, Aku juga akan menghiburmu. Kamu akan menyusu, digendong, dan dibelai-belai di pangkuan." (Lihat Yesaya 66:10-13)

Dari penemuan itulah, Santa Theresia yakin, ia harus tetap menjadi kecil. Jalan kecil Santa Theresia adalah jalan spiritual seorang anak yang percaya dan menyerahkan diri secara total kepada Tuhan.

Menurut Santa Theresia, jalan kecil yang ditemukannya merupakan jalan yang sangat lurus dan pendek untuk mencapai kekudusan. 
 
Santa Theresia hanya 24 tahun menghirup udara di dunia. Pengalaman hidupnya yang singkat namun penuh percik kekudusan, menjadi bukti nyata kebenaran jalan kecilnya. 

Senin, 21 Oktober 2024

Menikmati Hidup

Astaga!! Maafkan aku, Tuhan... 
aku berpikir seperti orang kaya yang bodoh!
 
Beberapa hari belakangan ini, aku membayangkan betapa enak jadi orang kaya. Harta berlimpah, hidup tenang tanpa khawatir tidak bisa mencukupi kebutuhan-kebutuhan hidup.
 
Aku sama sekali tak ingin berpesta pora atau mabuk duniawi. Tetapi, dengan uang berlimpah aku juga bisa berbuat banyak untuk membantu orang-orang di sekitar yang lemah, miskin, dan tersingkirkan.
 
Pagi ini, dalam Perayaan Ekaristi aku mendengar perumpamaan Orang Kaya yang Bodoh, yang disampaikan Yesus dalam Injil Lukas 12:13-21. 
 
Oh Tuhan, aku tak mau menjadi seperti orang kaya itu! Menimbun harta dengan harapan dapat menikmati hidup. Namun, segala usahanya sia-sia karena ia segera dipanggil menghadap Sang Pencipta.
 
Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah. (Lukas 12:21)
 
Tuhan, aku mau kaya di hadapan-Mu saja. Dengan terang Roh Kudus-Mu, aku tetap dapat menolong orang-orang di sekitarku, tanpa harus terlebih dulu menjadi orang yang berlimpah hartanya. Bunda Maria, bimbinglah aku.
 

Jumat, 11 Oktober 2024

Kasip

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "kasip" berarti terlambat, lewat waktu. Itulah yang kualami setelah 13 hari sakit flu. Aku tidak pergi ke dokter atau minum obat yang serius untuk mengobatinya, hanya sekali dua kali menelan tablet flu pada umumnya. 

Aku percaya antibodi dalam tubuhku akan berhasil memerangi virus flu itu. Namun, kenyataan berkata lain. Virus flu bersarang semakin nyaman dalam tubuhku. Atas saran seorang temanku yang berprofesi dokter, aku minum antibiotik secara rutin. Dua hari kemudian, kondisiku mulai membaik. Berangsur flu menghilang dari tubuhku.

Dari pengalaman sakit ini, aku mendapat hikmah: menunda minum obat yang seharusnya diminum, membuat penyakit semakin bersarang di tubuh. Demikian pula jika kita menunda bertobat, membuat akar dosa semakin mencengkeram hati kita. 

Jangan tunggu kasip. Bertindak segera, sebelum terlambat. 

 

Senin, 07 Oktober 2024

Menang

Setiap 7 Oktober, pada hari peringatan Santa Perawan Maria Ratu Rosario, kisah kemenangan di Lepanto yang terjadi tahun 1571 kembali mengemuka. Betapa Ibu Surgawi turut bertindak membawa kemenangan bagi pasukan suci.

7 Oktober 2023 dunia dikejutkan dengan serangan Hamas ke acara konser musik yang digelar di Israel selatan. Kejadian ini menewaskan ribuan warga sipil dan 251 orang disandera. Sejak itu, berkecamuk perang antara Israel dan Hamas, yang masih berkobar sampai setahun setelah peristiwa penyerangan tersebut. 

Dalam peperangan, tak ada yang mau menjadi pihak yang kalah. Kedua pihak yang bertikai tentu sama-sama ingin jadi pemenang. Padahal, seperti dikatakan Paus Fransiskus, peperangan hanya akan membawa kekalahan bagi umat manusia. 

Sebelum Yesus terangkat ke surga, para rasul sempat bertanya kepada-Nya: "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?" Tetapi Tuhan Yesus menjawab mereka: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya." (Kisah Para Rasul 1:6-7)

Tak terhitung doa-doa sudah dipanjatkan di berbagai belahan bumi untuk perdamaian dunia. Konflik-konflik bersenjata yang terjadi di beberapa tempat, segera dapat berakhir.

Melalui butir-butir Rosario yang kita daraskan bersama Santa Perawan Maria Sang Ratu Damai, yakinlah suatu saat perang akan berakhir dan para pengungsi kembali ke tanah air mereka. Kapankah itu akan terjadi? Biarlah Bapa sendiri yang menentukan menurut kuasa-Nya.


Jumat, 27 September 2024

Sakit

Semoga sakit ini tak membuatku lemah iman,
semoga aku dapat menerimanya sepenuh hati,
tetap percaya ada hal baik di balik penderitaan ini.
 

Sabtu, 21 September 2024

Ada yang Tak Bisa Dibagi

Perumpamaan Lima Gadis Bijaksana dan Lima Gadis Bodoh memunculkan pertanyaan: apakah lima gadis bijaksana itu sedemikian pelit dan egois, sehingga tak mau berbagi minyak milik mereka dengan kelima gadis lain yang persediaan minyaknya sedikit?
 
Dengan membagi minyak berarti, kita mau berkompromi dengan dunia. Memberi dukungan terhadap tindakan yang tidak benar. Padahal, jelas bahwa yang bersalah adalah kelima gadis bodoh, karena mereka keasikan menikmati dunia, sehingga tak membawa persediaan minyak.
 
Jangan mau berkompromi dengan hal-hal yang bertentangan dengan prinsip kebenaran. Dari perumpamaan ini, kita bisa belajar, ternyata tidak dalam semua hal kita harus berbagi. Ada hal-hal prinsipil yang tak bisa kita kompromikan. 
 
Ada yang tak bisa dibagi, bukan lantaran kita pelit dan egois. Namun, di sinilah ujian integritas kita. Apakah kita tetap menjunjung tinggi prinsip kebenaran dan keadilan?
 

Kamis, 12 September 2024

Penumpang Pesawat United 93

Film United 93 yang dirilis Universal Pictures tahun 2006 berkisah tentang kepahlawanan beberapa penumpang pesawat United Airlines 93 yang melawan sekuat tenaga para teroris di pesawat itu pada 11 September 2001. 

Dari empat pesawat komersial yang dibajak teroris pada hari kelabu tersebut, pesawat United Airlines 93 menjadi satu-satunya pesawat yang tidak mencapai sasaran teroris. Beberapa penumpang dan awak pesawat bekerja sama menggagalkan rencana jahat empat pembajak pesawat.

Pesawat yang berangkat dari Bandara Internasional Newark di New Jersey dengan tujuan San Francisco ini akhirnya jatuh di Shanksville, Pennsylvania, sekitar 230 km di barat daya Washington D.C.

Setelah sempat menelepon keluarga di Amerika Serikat lewat sambungan di udara, beberapa penumpang pesawat mengetahui, World Trade Center telah disasar para teroris dengan menggunakan pesawat terbang komersial.

Terjadi perbincangan menarik di antara beberapa penumpang pria. Salah satu penumpang mengatakan kira-kira demikian, "Bagaimana pun, kita akan mati. Ayo, kita lawan para teroris ini!"

Dengan segenap peralatan yang ada dan dapat digunakan sebagai 'senjata' untuk melawan, para awak dan penumpang bahu-membahu menyerbu ke arah ruang kemudi pesawat.

Merenungkan kata-kata salah satu penumpang itu, kita pun dapat memilih untuk melakukan sesuatu di tengah pergerakan kita menuju akhir hidup. Bukankah pada akhirnya setiap kita akan meninggalkan dunia ini untuk kembali ke Rumah Bapa?

Mengapa kita tidak bersikap seperti para awak dan penumpang pesawat United 93 yang dengan gigih menggunakan segala yang dimiliki untuk berbuat sesuatu yang baik?

Semoga jiwa-jiwa para awak dan penumpang pesawat United 93 beristirahat dalam damai abadi di surga. Terima kasih atas inspirasi kisah kepahlawananmu. 

Sabtu, 07 September 2024

Perjumpaan yang Mengubah

Setelah tertunda hampir 4 tahun karena pandemi Covid-19 saat itu, Paus Fransiskus berkenan memenuhi undangan Pemerintah Indonesia untuk berkunjung ke Jakarta pada 3-6 September 2024. 

Sorak gembira umat Katolik Indonesia menyambut kedatangan beliau. Dari berbagai tayangan di media massa, tampak orang banyak berkerumun di tepi jalan-jalan yang dilalui Bapa Suci Paus Fransiskus untuk sekadar melihat wajah beliau dari dalam mobil dengan kaca jendela mobil yang selalu terbuka dan menerima lambaian tangan beliau. 

Di acara-acara yang telah disusun untuk Bapa Suci Paus Fransiskus, selalu ada orang-orang yang mendekati beliau untuk bersalaman dan memohon berkat. Ada pula yang sekadar berusaha menjamah jubah beliau, kalau tak bisa bersujud di hadapan beliau atau bersalaman.

Lalu, media sosial pribadi dari orang-orang yang berhasil mendekati Paus Fransiskus, memperlihatkan "kedekatan" mereka dengan Bapa Suci. Tampaknya perjumpaan yang menyenangkan dan membanggakan pribadi.

Namun, sejatinya suatu perjumpaan dapat memberi makna lebih besar. Bukan hanya keberhasilan berfoto bersama dengan salah satu orang terkemuka di dunia. Tetapi perjumpaan yang mengubah.

Paus Fransiskus sendiri mengalami perjumpaan yang mengubah, ketika beliau berusia 17 tahun. Jorge Mario Bergoglio sedang dalam perjalanan ke acara orang muda di kota kelahirannya, Buenos Aires. Melihat gereja terbuka, ia tergerak mengaku dosa.

Perjumpaan dengan Kristus di kamar pengakuan itulah yang mengubah hidup Jorge Mario Bergoglio selanjutnya, yang kemudian menjadi Paus Fransiskus. Saat beliau ditahbiskan sebagai Uskup, beliau memakai motto: miserando atque eligendo (rendah hati dan terpilih). Motto yang tetap disandang beliau ketika terpilih menjadi Paus tahun 2013.

Paus Fransiskus sangat terkesan akan kisah panggilan Santo Matius, pemungut cukai, yang ditulis oleh Santo Bede, biarawan dan pujangga gereja: Yesus melihat seorang penagih pajak dan saat Ia menatapnya dengan kasih dan memilihnya, Yesus berkata kepadanya: Ikutlah Aku.

Semoga perjumpaan kita dengan Bapa Suci Paus Fransiskus - secara langsung ataupun melalui layar kaca secara live streaming saat Misa Agung di Gelora Bung Karno, menjadi perjumpaan yang mengubah; membawa kita semakin dekat dengan Yesus Kristus.

 

Kamis, 29 Agustus 2024

Tetap Percaya

Yohanes Pembaptis dengan semangat memperkenalkan Yesus di tepi Sungai Yordan: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia..." (Yohanes 1:29)

Yohanes Pembaptis tidak masalah para pengikutnya beralih mengikuti Yesus. Bahkan ia mengatakan: "Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil." (Yohanes 3:30)

Yohanes Pembaptis tetap memperjuangkan kebenaran dengan berani menegur Herodes, ketika Herodes mengambil istri Filipus saudaranya untuk menjadi istrinya: "Tidak halalengkau mengambil isteri saudaramu!" (Markus 6:18)

Tetapi, mungkin Yohanes Pembaptis bertanya-tanya mengapa Yesus tidak membelanya, ketika ia dijebloskan ke penjara akibat teguran kerasnya kepada Herodes.

Yohanes Pembaptis mulai mempertanyakan Sang Mesias. Ia mengutus dua orang muridnya untuk bertanya kepada Yesus: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?" (Lukas 7:19)

Yesus menanggapi kedua murid Yohanes Pembaptis: "Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku." (Lukas 7:22-23)

Perkataan Yesus kepada Yohanes Pembaptis di ayat 23 di atas  menyiratkan pesan agar ia tetap percaya kepada Yesus, meski hal-hal yang kelihatan di depan mata tampaknya tidak seperti yang diharapkan. 

Yohanes Pembaptis tidak memperoleh akhir hidup yang baik di dunia ini. Ia terus mendekam di penjara, sampai akhirnya Herodes memerintahkan pengawalnya untuk memenggal kepala Yohanes Pembaptis, karena anak tirinya menghendaki.

Tetap percaya - suatu keteguhan hati yang perlu dimiliki setiap orang beriman kristiani, meski hal-hal yang kelihatan tampaknya tidak menyiratkan kondisi yang lebih baik.

Perkataan Yesus kepada Yohanes Pembaptis hendaknya menjadi pegangan kita juga: jangan pernah kecewa kepada Tuhan dan menolak-Nya!


Jumat, 23 Agustus 2024

Jangkauan Doa

Kerap kau bertanya penuh keraguan:
apakah ia yang selalu kau sebut dalam doa-doamu
menyadari dan merasakan getaran kasihmu
 
Tidak tahukah engkau
jangkauan doa laksana hembusan angin sepoi-sepoi
tak kasatmata, namun menyejukkan
menyentuh relung terdalam jiwa
menorehkan sukacita dan damai
 
Jangkauan doa laksana sinar mentari
dapat dipandang efeknya, tetapi tak bisa dipegang
memberi terang bagi hati yang gundah
memberkas cahaya tanpa meninggalkan jejak
 
Doamu, doaku
melesat jauh melampaui 
segala yang kelihatan
 

Senin, 05 Agustus 2024

Perancis... Oh Perancis....

Pergelaran yang disajikan pada seremoni pembukaan Olimpiade di Paris tanggal 26 Juli silam, menuai kontroversi. Ada segmen yang menurut sebagian besar orang mengejek Perjamuan Terakhir Yesus.Takhta Suci Vatikan turut menyesalkan penghinaan yang dilakukan terhadap banyak orang Kristen dan penganut agama lain.

Mengapa wajah Perancis berubah? 

Padahal Gereja Katolik di Perancis telah mulai tumbuh sejak abad ke-2. Bahkan Perancis mendapat julukan sebagai "Putri tertua Gereja." 
 
Banyak orang kudus terkemuka yang berasal dari Perancis, beberapa di antaranya Santa Joan of Arc, Santo Vincentius a Paulo, Santo Fransiskus dari Sales, Santa Theresia Lisieux, Santo Yohanes Maria Vianney. 

Selain para kudus dari Perancis, Tuhan Yesus memperkenalkan devosi Hati-Nya yang Mahakudus kepada Santa Margaret Maria Alacoque, seorang biarawati ordo Visitasi di Paray-le-Monial, melalui penampakan tahun 1675.
 
Bunda Maria pun sangat mengasihi Perancis. Ia menampakkan diri kepada Santa Katarina Laboure tahun 1830 dengan memberikan Medali Mukjizat bergambar Hati Mahakudus Yesus dan Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria dengan pesan "semua orang yang memakai medali mukjizat ini akan menerima rahmat besar."
 
Kembali Bunda Maria mengistimewakan Perancis melalui penampakannya kepada Santa Bernadette Soubirous di Lourdes selama 5 bulan, yaitu 11 Februari - 18 Juli 1858. Tak terhitung mukjizat kesembuhan yang diperoleh di Lourdes.

Sangat menyedihkan, melihat Perancis yang berbeda saat ini. 

Semoga atraksi pagan di pembukaan Olimpiade tahun ini bukan hanya sebatas menuai kritik dan kecaman, tetapi memberi kesadaran kepada umat beriman kristiani di Perancis untuk kembali ke jalan Tuhan dan gigih mempertahankan iman mereka.
 
Perancis... Oh Perancis.... seandainya engkau tahu, betapa berlimpahnya rahmat Tuhan untukmu.

Sabtu, 27 Juli 2024

Endorsement

Kalau Engkau hidup di dunia saat ini, Tuhan Yesus;
Engkau akan meng-endorse siapa?
 
Pemimpin bangsa yang berhasil
memajukan negaranya?
 
Pewarta Kabar Sukacita-Mu
yang punya ribuan follower?
 
Pengusaha tajir yang mengalokasikan
sebagian besar hartanya untuk amal?
 
Engkau menatapku lekat
Pandangan-Mu menyuarakan hati-Mu

Endorsement-Ku bagi mereka
yang mengasihi-Ku dan hidup
menurut jalan keselamatan
yang telah Kutunjukkan

Aku tidak bertanya lagi.
 

Selasa, 23 Juli 2024

Masih Adakah Hati Nurani?

Sungguh merisaukan membaca berita-berita pembunuhan belakangan ini. Semakin sering terjadi, pembunuh bukan lagi berasal dari luar lingkungan keluarga dekat, melainkan orang terdekat: 

* seorang suami menghabisi istrinya yang baru melahirkan anak kedua, gegara istrinya mengigau yang ditengarai sang suami sebagai perselingkuhan

* seorang ayah tiri dan ibu kandung membunuh anaknya yang masih balita

* seorang anak perempuan membunuh ayah kandungnya

* seorang istri bersama anak perempuan dan pacar anaknya membunuh suami/ayahnya

Keluarga yang seharusnya menjadi sarana praktik cinta kasih di antara para anggotanya dan perlindungan yang aman bagi anggota-anggotanya, kini menjadi sarang kebencian dan balas dendam. 

Masih adakah hati nurani pada orang-orang yang melakukan kekejian terhadap keluarganya sendiri?

O... Bunda Maria - Ratu Segala Hati, jangan biarkan si jahat menguasai pikiran dan hati orang-orang zaman ini. Ubahlah hati umat manusia menjadi seperti hatimu yang lembut, penuh kasih, dan rendah hati.


Senin, 01 Juli 2024

Warisan dan Pialaku

Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.(Mazmur 16:5)

Terima kasih Tuhan....
memiliki Engkau sebagai bagian warisanku sudah cukup.
Engkau pun piala kebanggaanku,
kutinggikan Engkau mengatasi diriku
 

Rabu, 26 Juni 2024

Komentar

Selebriti Kylie Jenner (26 tahun), putri bungsu keluarga Kardhasian, mengaku dibully sejak usia belasan tahun, saat ia mulai tampil di layar kaca membintangi reality show "Keeping Up with The Kardashians."

Ia menyatakan, sebagian besar komentar membicarakan wajahnya yang tampak lebih tua dari usia sebenarnya. Komentar-komentar di media sosial itu sempat membuatnya terpuruk. Tetapi, seiring berjalannya waktu, Kylie mengaku mentalnya terus diasah dan ia lebih tahan banting. 

Kylie lahir dan dibesarkan dalam keluarga selebriti yang mapan. Komentar-komentar negatif yang diterimanya tak sampai merontokkan dunianya. Bayangkan betapa banyak orang biasa yang dibully melalui komentar-komentar negatif di media sosial. Mereka ingin eksis, tetapi ditangkis, sehingga kepercayaan diri mereka terkikis.

Di zaman marak media sosial ini, ada bijaknya jika kita memilih diam daripada berkomentar negatif untuk posting-posting yang sebenarnya tak perlu dikomentari.     

Kita bisa berkomentar dengan kata-kata yang baik dan sopan terhadap sesuatu yang melanggar kebenaran dan keadilan. Tetapi hindarilah mengomentari kondisi fisik seseorang atau hal-hal lain yang bersifat pribadi dengan kata-kata negatif. 

Ingatlah, komentar-komentar yang kita lontarkan mencerminkan hati kita.

"Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya." (Lukas 6:45)

Rabu, 05 Juni 2024

Tukar Salam dan Doa untuk Agama

Mengenang tepat 40 hari kepergianmu, 
di tengah hembusan angin intoleransi..... 

Tukar Salam

Pada suatu sore yang religius,
kumandang azan dan dentang
lonceng gereja berjumpa
dan bertukar salam di udara,
mendoakan kesembuhan
dan kewarasan umat manusia.

 

Doa untuk Agama

Semoga agama tidak membuat
cinta yang lembut menjadi kaku.
 
Semoga agama tidak membuat
cinta yang cair menjadi beku.
 
Semoga agama tidak membuat
cinta yang manis menjadi bengis.
 
Semoga agama masih percaya
bahwa kita pantas memeluknya. 

(dari buku Kabar Sukacinta, karya Joko Pinurbo. Penerbit PT Kanisius, 2021)

Terima kasih, Mas Philipus Joko Pinurbo (11 Mei 1962-27 April 2024), 
salah satu penyair terkemuka Indonesia, yang kukenal lewat karya-karyamu. 
 

Minggu, 02 Juni 2024

Terhubung

 Biarkan aku selalu terhubung denganmu, Ibu

Satu frekuensi memancarkan sinyal yang sama


Kamis, 30 Mei 2024

Ada yang Kuminta

Ada yang kuminta,
dan Engkau segera mengabulkannya.
 
Ada yang kuminta,
dan Engkau mengabulkannya
melebihi permintaanku.
 
Ada yang kuminta,
dan Engkau lambat mengabulkannya.
 
Ada yang kuminta,
dan Engkau mengabulkannya
berbeda dengan permintaanku.

Ada yang kuminta,
dan Engkau tidak mengabulkannya.

Senin, 13 Mei 2024

Doa dan Matiraga

Dalam penampakan pertama Bunda Maria di Fatima, Portugal, pada 13 Mei 1917, Bunda Maria bertanya kepada Lusia, Fransisko, dan Yasinta; apakah mereka mau mempersembahkan diri kepada Allah dan menanggung semua penderitaan yang dikirimkan-Nya demi penebusan dosa-dosa yang melukai hati Tuhan dan demi pertobatan para pendosa?

Mempersembahkan diri kepada Tuhan dan bersedia menanggung semua penderitaan sebagai silih bagi orang-orang berdosa merupakan wujud matiraga. 

Bunda Maria juga berpesan agar ketiga anak itu berdoa Rosario setiap hari untuk memperoleh damai bagi dunia dan berakhirnya perang.

Sampai sekarang, pesan Bunda Maria Fatima masih relevan. Doa dan matiraga menjadi tanda kasih kita yang paling personal kepada Tuhan.

Bunda Maria Fatima, bimbinglah kami agar ikhlas bermatiraga dan tekun berdoa - terutama berdoa Rosario, supaya banyak jiwa dapat diselamatkan dari kebinasaan kekal.

Selasa, 07 Mei 2024

Ketika Memilih

Aku ingin memiliki buku itu. Ada dua pilihan: membeli buku yang baru atau buku bekas dengan harga lebih murah. Aku memilih yang kedua, dengan alasan menghemat dan yang penting isinya sama.

Ternyata, buku bekas jauh lebih bernilai, karena tertera tanda tangan penulis buku itu di halaman pertama buku yang kupilih untuk kubeli. Sesuatu yang tidak bakal kuperoleh, kalau aku membeli buku baru.

Merefleksikan pengalaman membeli buku ini, aku pun terkagum-kagum akan penyelenggaraan Tuhan. Bayangkan: ada sejumlah marketplace, dan di dalam satu marketplace ada berbagai seller yang menawarkan buku incaranku itu. 

Tindakanku memilih marketplace yang satu, bukan yang lain; lalu memilih membeli buku itu di seller x padahal ada beberapa seller lain menjual produk sama yang kuinginkan, semua ini misteri Tuhan yang terangkai indah menjadi penyelenggaraan kasih-Nya.

Jika terhadap urusan membeli sebuah buku - Tuhan begitu baik kepadaku; dalam hal-hal lain yang besar dan berat di hidupku, tentu Ia akan bertindak jauh melampaui yang dapat kubayangkan di kepalaku. Terpujilah penyelenggaraan kasih Tuhan!

Senin, 15 April 2024

Menyapu

Menyapu daun-daun yang berserakan di halaman luas, pilihan ada di tangan si penyapu: akan menyapu semua daun yang terserak sampai tuntas tak bersisa sedikit pun, atau sekadar menyapu daun-daun yang ada di depan mata serta membiarkan saja satu dua helai daun yang sulit dijangkau sapu dan tangan.

Membersihkan hati seperti menyapu daun-daun.... 

Pilihannya ada pada kita sendiri: akankah kita membersihkan seluruh hati tanpa menyisakan setitik pun kotoran yang menempel di hati, atau kita singkirkan noda-noda besar yang sungguh membebani hati dan tetap membiarkan satu dua titik hitam melekat di sanubari?

Rabu, 03 April 2024

Menyuarakan Kebenaran

Ketika Yesus dihadapkan ke Pilatus sebelum memanggul salib, Yesus mengatakan: "Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku." Lalu Pilatus bertanya: "Apakah kebenaran itu?" (lihat Yohanes 18:37-38)

Memberi kesaksian atau menyuarakan kebenaran sering kali ditentang khalayak. Bahkan dicemooh dengan berbagai tudingan. 

Seperti dialami Yesus dengan para ahli Taurat dan orang Farisi. Demikian pula ketika dihadapkan ke Pilatus, Gubernur Yudea itu malah bertanya balik kepada Yesus - apa kebenaran itu? Tak mengherankan jika Rasul Paulus menulis kepada jemaat di Roma, bahwa orang mungkin lebih bersedia berkorban untuk orang yang baik daripada untuk orang orang benar. (lihat Roma 5:7)  

Masih beranikah kita menyuarakan kebenaran di tengah ketidakbenaran?

Selasa, 02 April 2024

Perlindungan yang Sempurna

Surat penting yang dibutuhkan itu tertinggal! Tetapi, kami sudah terlanjur menempuh jarak lebih dari seratus kilometer. Kami hanya bisa berdoa memohon perlindungan Tuhan dan berserah pada kuasa kasih-Nya. Sungguh, Tuhan meluputkan kami dari bahaya sepanjang perjalanan, sampai kami tiba kembali di rumah dengan selamat.

Merefleksikan pengalaman tersebut, sebenarnya banyak sekali hal tersembunyi yang mengancam dan membahayakan kita dalam keseharian hidup kita. Terkadang kita menyadarinya, tetapi sering kali kita tidak mengetahuinya. Betapa sempurna perlindungan Tuhan bagi kita, kuasa kasih-Nya selalu menaungi kita. Percayalah!

Pada Allah ada keselamatanku dan kemuliaanku; gunung batu kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah. Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita. (Mazmur 62:8-9)

Jumat, 29 Maret 2024

Pengosongan Diri

Kata Santa Perawan Maria kepada malaikat Gabriel: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." (lihat Lukas 1:38) Sejak menerima Kabar Sukacita, Santa Perawan Maria berkomitmen melaksanakan kehendak Tuhan dengan menjadi hamba-Nya yang setia. Ini dibuktikannya mulai dari Betlehem hingga Golgota.
 
Doa Yesus di taman Getsemani: "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi." (lihat Lukas 22:42) Dalam menjalani perutusan-Nya menebus dosa seluruh umat manusia, Yesus Kristus berkomitmen melakukan kehendak Bapa, bukan kehendak-Nya sendiri. 

Menerima dan melakukan kehendak Tuhan hendaknya juga menjadi komitmen setiap orang beriman kristiani. Dan untuk dapat hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, satu hal yang diperlukan: pengosongan diri.  

Pengosongan diri menjadi kunci keberhasilan Santa Perawan Maria dan Yesus Kristus dalam menjalani hidup di dunia sesuai kehendak Tuhan. Mengosongkan diri berarti kita menyingkirkan kepentingan dan keinginan pribadi, menempatkan Tuhan di atas segalanya, dan seperti hamba selalu siap melaksanakan apa yang dikehendaki tuannya.

Ya Tuhan, ajarilah aku cara pengosongan diri seperti yang telah Engkau dan Bunda-Mu lakukan selama hidup di dunia ini, sehingga kelak aku pun bisa berada bersama-Mu dalam kemuliaan Kerajaan Allah. Amin.

Minggu, 10 Maret 2024

Hati sebagai Kunci

Untuk membuka pintu yang menjadi pembatas antara ruangan satu dengan ruangan lainnya, diperlukan kunci. Setelah pintu dibuka, tak ada lagi penyekat antara dua ruangan.

Untuk membuka hambatan relasi antara manusia dengan Tuhan yang tersekat karena dosa atau kerapuhan manusia, diperlukan hati sebagai kunci.

Dalam Alkitab banyak ditulis tentang hati manusia. Beberapa ayat di masa Prapaskah yang mengulas tentang hati:

*Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. (Yoel 2:13) Pakailah hatimu untuk membuka penyekat antara engkau dengan Tuhan.

*Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya? (Yeremia 17:9) Jika hatimu sudah menjadi tumpul, bagaimana bisa dipakai sebagai kunci untuk membuka relasi dengan Tuhan?

*Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. (Yehezkiel 36:26) Tuhan mau memberikan kunci (hati) yang baru, supaya terjalin relasi yang mesra antara engkau dengan Tuhan.

*Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. (Yeremia 31:33b) Kunci (hati) yang baru yang dapat membuka relasi dengan Tuhan adalah berpegang sepenuhnya pada firman Tuhan.

Kamis, 07 Maret 2024

Orang Terkaya

Sebuah situs berita online menampilkan profil Mark Zuckerberg yang memiliki kekayaan USD 169,6 miliar atau Rp 2.662, 7 triliun. Bayangkan uang senilai Rp 1 triliun sudah sangat banyak bagi orang biasa, apalagi memiliki Rp 2.600 triliun!

Sempat terbuai dengan berita itu, aku berkhayal seandainya punya uang sedemikian banyak: apa yang bisa aku lakukan dengan kekayaan tersebut. Khayalan berhenti!

Tuhan Yesus sangat mengasihiku. Ia adalah Raja Semesta Alam. Kekayaan-Nya tanpa batas. Karena aku salah satu anak-Nya, maka kekayaanku melebihi orang terkaya di dunia! Terima kasih Tuhan Yesus.

Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap untuk selamanya. (Mazmur 112:1-3)

Sabtu, 24 Februari 2024

Tanda yang Menyelamatkan

Dalam Misa Requiem, ada saat ketika Imam mengambil salib yang sebelumnya berada di meja altar dan mengarahkan salib ke jasad yang terbujur dalam peti, seraya mengatakan, "Saudaraku yang terkasih, inilah salib, tanda kemenangan Tuhan atas kuasa dosa dan maut. Dengan tanda salib ini, kita diselamatkan. Maka, masukilah hidup abadi dengan membawa tanda kemenangan Kristus ini: Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus."

Ritual Penandaan Salib yang sederhana, namun bermakna mendalam. Salib yang dipakai Tuhan Yesus untuk menebus umat manusia, menjadi tanda kemenangan Tuhan atas dosa dan maut; sejak  saat itu menjadi tanda yang menyelamatkan kita - baik semasa manusia masih hidup di dunia, maupun yang telah beralih jiwa dan rohnya ke alam baka.
 
Seberapa sering kita membuat tanda salib dalam keseharian kita? 
Apakah tanda kemenangan Kristus juga telah menjadi tanda kemenangan kita?

Sabtu, 17 Februari 2024

Menanti Waktu Tuhan

Mantan Perdana Menteri Belanda Dries van Agt dan istrinya Eugenie memutuskan mengakhiri hidup dengan suntikan euthanasia pada awal Februari lalu. Keduanya telah mencapai usia 93 tahun dan menderita sakit. 
 
Terlepas dari diizinkannya praktik euthanasia di negara kincir angin atau hak manusia untuk menentukan nasibnya sendiri; mengakhiri hidup sebelum waktu Tuhan, menunjukkan manusia kurang menghargai anugerah kehidupan dari Tuhan bagi ciptaan-Nya.

Bayangkan, kalau ternyata sebenarnya Tuhan sudah merancang yang indah untuk mereka: beberapa hari lagi pasangan tersebut akan dipanggil pulang ke alam abadi. Bukankah tindakan mereka itu sepatutnya tak perlu diperbuat?   

Menanti waktu Tuhan sering kali terasa lama dan tak terlihat perubahan apa pun. Tetapi, dengan iman kita percaya - bahkan dalam keadaan yang biasa-biasa saja, tanpa perubahan pun; Tuhan selalu bekerja. Biarlah Ia sebagai Sang Penguasa menentukan waktu yang terbaik untuk setiap insan ciptaan-Nya.

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (Roma 8:28)
 

Kamis, 15 Februari 2024

Sepertinya Kalah

Ketika tubuh Yesus terentang di kayu salib, para seteru-Nya bersorak. 
Akhirnya, Ia yang mengatakan: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali," sekarang tak berdaya terpaku di salib.
 
Semua mukjizat yang pernah dilakukan-Nya menguap, habis dimakan sikap diam-Nya. Ia menerima saja pukulan, cacian, hujatan dalam kesengsaraan yang tak terperi. Sepertinya Ia kalah di mata manusia.
 
Tidak demikian dalam pandangan Allah. Menyaksikan penderitaan Sang Putra di jalan salib, yang dengan keteguhan hati menjalankan kehendak Allah, Sang Bapa berkata dengan penuh kasih dan keyakinan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."

Yang dilihat manusia, berbeda dengan yang dinilai Allah. 
Di manakah hati kita berada?

Rabu, 14 Februari 2024

Saat yang Kunantikan

Tidak... aku sama sekali tidak keberatan,
untuk ikut dengan-Mu ke padang gurun.
Bahkan, berada bersama-Mu di padang gurun,
menjadi saat yang kunantikan.
 
Aku ingin menyepi sejenak,
jauh dari hiruk-pikuk dunia,
dengan segala persoalan dan keangkuhannya.
 
Aku ingin mengiringi-Mu,
menimba hikmat dari-Mu,
mengatasi godaan seperti-Mu,
menjadi pemenang bersama-Mu.
 

Jumat, 02 Februari 2024

Berjalan Bersama-Mu

Tak selalu semuanya berjalan monoton, 
ketika aku menapaki jalan yang Engkau tunjukkan.
Tak selalu semuanya dipenuhi salib, 
karena Engkau penuh kejutan.
Ada yang menantang, 
Ada yang menggembirakan, 
Ada yang melegakan.
Dan aku berterima kasih kepada-Mu,
sepanjang aku berjalan bersama-Mu.
 

Kamis, 25 Januari 2024

Mengira-Ngira Misteri Tuhan

Tuhan melengkapi manusia ciptaan-Nya dengan akal budi untuk bekerja dan berkarya bagi kemuliaan Tuhan dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Namun, manusia sering kali menggunakan akal budinya untuk mengira-ngira apa yang Tuhan akan lakukan dalam kehidupan spiritualnya.

Ada kecenderungan dalam diri manusia untuk mengendalikan segala sesuatu. Jika manusia memegang kendali, maka ia dapat mengarahkan yang dikendalikannya itu menjadi sesuai dengan keinginannya. Tidaklah demikian dalam relasi manusia dengan Tuhan. Justru, manusia diharapkan menaruh kepercayaan penuh kepada Tuhan, di atas akal budi dan logika. 

Santo Paulus - sebelumnya bernama Saulus, bertemu dengan Tuhan yang dianiayanya dalam perjalanan ke Damsyik. Sinar terang membutakan matanya. Kata Tuhan kepada Saulus, ".... bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat." (Kisah Para Rasul 9:6)

Saulus seorang yang terpelajar, tentu sangat mengedepankan akal budi. Kalau ia mengira-ngira misteri Tuhan dengan logikanya, mungkin Saulus tak mau pergi ke Damsyik. Tidak jelas perintah Tuhan - suara yang didengarnya dalam penampakan di tengah jalan. Apa yang akan ditemui di kota itu nanti? Jangan-jangan ia yang akan dibunuh.

Pada titik inilah, dapat dikatakan, iman Saulus kepada Tuhan mulai bertumbuh. Ia mengabaikan kerja akal budinya, mengikuti arahan suara yang didengarnya. Kita ketahui, selanjutnya Saulus bertobat menjadi rasul Paulus yang gigih mewartakan Injil Tuhan kepada orang-orang non-Yahudi.

Belajar dari pengalaman iman Santo Paulus, dalam menjalin relasi pribadi dengan Tuhan, sebaiknya kita tidak mengedepankan akal budi dan logika. Bukankah bagi Tuhan tidak ada yang mustahil?

Minggu, 14 Januari 2024

Sering Menerima Komuni Kudus

Seorang Bapak berusia 79 tahun merasa dirinya sehat, tetapi tiba-tiba tulang paha kirinya patah. Setelah dioperasi, ia sehat kembali dan masih sempat merayakan ulang tahunnya yang ke-80. Menjelang Natal, kesehatannya menurun. Ia menemui imam dengan mengendarai mobil sendiri, mengaku dosa dan menerima Sakramen Pengurapan Orang Sakit. Keesokan harinya, ia masuk rumah sakit. Dari diagnosis dokter, diketahui sel-sel kanker telah menyebar ke beberapa organ tubuh. Kurang dari sebulan kemudian, bapak ini dipanggil Tuhan.

Ada yang menarik dari kisah bapak tersebut. Biasanya, penderita kanker mengalami kesakitan yang sangat, tetapi tidak demikian dengan bapak itu. Bahkan sepertinya sang bapak tidak mengetahui dirinya menderita kanker. Ketika kami berkunjung, dengan wajah ceria ia mengatakan sama sekali tidak tahu penyebab tulang kakinya mendadak patah. Hanya keluarganya yang mengetahui sakit bapak itu yang sesungguhnya.

Kami mengenal bapak ini sebagai pengikut Kristus yang sangat setia. Selama 18 tahun ia melayani sebagai Prodiakon. Setiap pagi ia mengikuti Perayaan Ekaristi, menyambut Tubuh Kristus. Kasih karunia Tuhan yang membuatnya mampu menjalani hari-hari, tanpa mengalami kesakitan tubuh akibat digerogoti kanker. 

Aku sangat yakin, Komuni Kudus yang disambutnya setiap hari  itulah yang memberi kekuatan fisik kepadanya. Seberapa sering kita menyatu dengan Kristus dalam Sakramen Ekaristi? 

Santo Fransiskus dari Sales memaparkan perlunya menerima Komuni Kudus:

“Ada dua jenis manusia yang harus sering menerima Komuni: orang-orang yang sempurna, karena dengan keadaan baik itu, salahlah bila mereka tidak menerima sumber kesempurnaan mereka; dan orang-orang yang tidak sempurna, agar pada akhirnya mereka dapat mencapai kesempurnaan: yang kuat, agar tidak menjadi lemah, yang lemah supaya menjadi kuat, yang sakit agar sembuh, yang sehat agar tak jatuh sakit - yang tidak sempurna, lemah, dan sakit harus sering menerima Dia yang adalah Kesempurnaan, Kekuatan, dan Penyembuhmu.”


Senin, 01 Januari 2024

Konsisten

Bunda Surgawi, memasuki tahun baru ini 
aku ingin bersikap konsisten seperti engkau. 
Tetap teguh dan setia melaksanakan kehendak Tuhan, 
meski semua serba samar.
Aku mau seperti engkau yang mendasarkan segalanya 
pada penyelenggaraan ilahi, 
karena percaya akan kasih setia Tuhan.