Minggu, 14 Januari 2024

Sering Menerima Komuni Kudus

Seorang Bapak berusia 79 tahun merasa dirinya sehat, tetapi tiba-tiba tulang paha kirinya patah. Setelah dioperasi, ia sehat kembali dan masih sempat merayakan ulang tahunnya yang ke-80. Menjelang Natal, kesehatannya menurun. Ia menemui imam dengan mengendarai mobil sendiri, mengaku dosa dan menerima Sakramen Pengurapan Orang Sakit. Keesokan harinya, ia masuk rumah sakit. Dari diagnosis dokter, diketahui sel-sel kanker telah menyebar ke beberapa organ tubuh. Kurang dari sebulan kemudian, bapak ini dipanggil Tuhan.

Ada yang menarik dari kisah bapak tersebut. Biasanya, penderita kanker mengalami kesakitan yang sangat, tetapi tidak demikian dengan bapak itu. Bahkan sepertinya sang bapak tidak mengetahui dirinya menderita kanker. Ketika kami berkunjung, dengan wajah ceria ia mengatakan sama sekali tidak tahu penyebab tulang kakinya mendadak patah. Hanya keluarganya yang mengetahui sakit bapak itu yang sesungguhnya.

Kami mengenal bapak ini sebagai pengikut Kristus yang sangat setia. Selama 18 tahun ia melayani sebagai Prodiakon. Setiap pagi ia mengikuti Perayaan Ekaristi, menyambut Tubuh Kristus. Kasih karunia Tuhan yang membuatnya mampu menjalani hari-hari, tanpa mengalami kesakitan tubuh akibat digerogoti kanker. 

Aku sangat yakin, Komuni Kudus yang disambutnya setiap hari  itulah yang memberi kekuatan fisik kepadanya. Seberapa sering kita menyatu dengan Kristus dalam Sakramen Ekaristi? 

Santo Fransiskus dari Sales memaparkan perlunya menerima Komuni Kudus:

“Ada dua jenis manusia yang harus sering menerima Komuni: orang-orang yang sempurna, karena dengan keadaan baik itu, salahlah bila mereka tidak menerima sumber kesempurnaan mereka; dan orang-orang yang tidak sempurna, agar pada akhirnya mereka dapat mencapai kesempurnaan: yang kuat, agar tidak menjadi lemah, yang lemah supaya menjadi kuat, yang sakit agar sembuh, yang sehat agar tak jatuh sakit - yang tidak sempurna, lemah, dan sakit harus sering menerima Dia yang adalah Kesempurnaan, Kekuatan, dan Penyembuhmu.”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar