Ketika tubuh Yesus terentang di kayu salib, para seteru-Nya bersorak.
Akhirnya, Ia yang mengatakan: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali," sekarang tak berdaya terpaku di salib.
Semua mukjizat yang pernah dilakukan-Nya menguap, habis dimakan sikap diam-Nya. Ia menerima saja pukulan, cacian, hujatan dalam kesengsaraan yang tak terperi. Sepertinya Ia kalah di mata manusia.
Tidak demikian dalam pandangan Allah. Menyaksikan penderitaan Sang Putra di jalan salib, yang dengan keteguhan hati menjalankan kehendak Allah, Sang Bapa berkata dengan penuh kasih dan keyakinan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
Yang dilihat manusia, berbeda dengan yang dinilai Allah.
Di manakah hati kita berada?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar