Kota kudus – Yerusalem yang baru, turun dari Surga. Berkilauan bagai permata
tanpa perlu sinar matahari, karena Allah sendirilah yang menerangi kota itu. “Marilah
ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak
Domba," kata malaikat kepada Yohanes. (Wahyu 21:9)
Mempelai Anak Domba itu adalah suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak
dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa,
berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan
memegang daun-daun palem di tangan mereka. (Wahyu 7:9)
Merekalah para penghuni Yerusalem yang baru. "Mereka ini
adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah
mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba,” malaikat
menjelaskan kepada Yohanes. (Wahyu 7:14)
Di tengah-tengah jalan kota Yerusalem yang baru, ada pohon-pohon kehidupan
yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu
dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa. (Wahyu 22:2)
Pohon kehidupan telah disebut dalam Kitab Kejadian. Ketika manusia pertama
dan pasangannya tidak menaati perintah Allah dengan memakan buah dari pohon pengetahuan, Allah berkata, "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi
seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka
sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah
pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."
(Kejadian 3:22)
Dari perkataan Allah di Kitab Kejadian itu, kita tahu bahwa pohon kehidupan merupakan
simbol kehidupan kekal. Orang-orang yang
berhak atas pohon kehidupan yang ada di kota kudus Yerusalem yang baru adalah mereka yang telah disucikan
dengan Darah Anak Domba Allah, menjadi para mempelai Anak Domba Allah. “Barangsiapa
menang, dia akan Kuberi makan dari pohon
kehidupan yang ada di Taman
Firdaus Allah." (Wahyu 2:7)
Oh, Tuhan Yesus, semoga aku termasuk salah satu dari kumpulan besar
orang banyak yang berdiri di hadapanMu, yang Kauberi makan dari pohon kehidupan. Aku telah mencuci jubahku dan Engkau telah menjadikannya putih dalam DarahMu yang suci. Jangan
biarkan jubahku tercemar lagi oleh setitik noda apa pun. Aku ingin kelak dapat berkata bersamaMu, “Marilah!” (Wahyu 22:17a)
“Barangsiapa yang benar, biarlah ia
terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan
dirinya!" (Wahyu 22:11)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar