Film The Rite yang dirilis awal tahun 2011 mengisahkan ketidakpercayaan seorang calon imam terhadap kuasa gelap dan setan. Ia lebih melihat orang yang kerasukan setan sebagai sakit jiwa parah. Pembimbing rohaninya meminta calon imam itu mengikuti kursus eksorsisme dua bulan di Vatikan. Ia lalu berkenalan dengan imam senior yang terkenal sebagai eksorsis.
Tatkala gagal menyelamatkan seorang gadis yang kerasukan setan, iman pastor tua pakar eksorsis itu melemah. Di saat itulah setan merasukinya. Kini sang calon imam harus mengusir setan yang merasuki imam senior tersebut.
Dengan halus setan yang merasuki pastor senior itu memainkan emosi sang calon imam. Ia mengungkit masa lalunya yang kelam - ditinggal ibu saat masih kecil, hidup dengan ayah dalam relasi yang kurang mesra. Setan juga memainkan ketidakpercayaan calon imam itu kepada setan dan imannya yang kurang mendalam kepada Tuhan.
Di sinilah perlunya kesadaran penuh dari orang yang diganggu setan. Orang yang dengan mudah dibangkitkan emosinya akan terpancing untuk terbawa arus omongan setan, sehingga mudah dikuasai setan. Seperti dikatakan St. Petrus, kita perlu sadar dan berjaga-jaga, karena lawan kita si iblis, berjalan keliling seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya (1 Petrus 5:8).
Namun, kesadaran saja belumlah cukup untuk dapat mengusir dan mengalahkan setan. Selain kesadaran diperlukan keilahian. Di sinilah iman memainkan peran sangat penting. Orang yang menaruh kepercayaan penuh kepada Allah Tritunggal, baru dapat mengalahkan kuasa kegelapan.
Calon imam yang digempur setan itu dengan sadar akhirnya mengakui keberadaan setan, sekaligus mengakui kemahakuasaan Allah Tritunggal yang telah mengalahkan setan. Dengan kuasa dalam nama Yesus Kristus, setan berhasil dihalau keluar dari tubuh pastor tua itu.
Meski orang yang kerasukan setan ditampilkan dengan wajah seram dalam film,
sebenarnya orang yang kerasukan setan itu tidak terlalu menyeramkan. Hal ini
diakui oleh Pastor Gary Thomas, eksorsis dari Chicago, yang kisah sejatinya dituangkan
dalam The Rite lewat peran calon imam Michael Kovak.
Siapakah yang berkata-kata dalam hati kita, kuasa manakah yang menggerakkan kita untuk melakukan sesuatu, dari manakah kita memiliki karunia khusus? Kuasa terang Roh Kudus ataukah kuasa gelap? Kita patut mempertanyakannya.
Dengan memiliki kesadaran penuh dari saat ke saat, kita dapat terhindar dari jebakan-jebakan yang dipasang setan. Namun, kesadaran perlu dilengkapi dengan keilahian. Melalui doa lisan dan doa hening yang didaraskan sepenuh hati, kita dapat menyatu dengan Yang Ilahi. Penyertaan Allah Bapa, Putera, dan Roh Kudus dalam diri kita akan memampukan kita mengusir dan mengalahkan setan yang terus mengaum dan berusaha menarik kita ke dalam jeratnya.
karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi
melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan
penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu
dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri,
sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai
itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah (Efesus 6:12-17)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar