Minggu, 17 Mei 2015

Ditinggalkan Roh Tuhan

Saul adalah raja pertama bangsa Israel di zaman nabi Samuel. Semula bangsa Israel yang telah tinggal di tanah Kanaan, tanah yang dijanjikan Tuhan, tidak mempunyai raja. Raja mereka adalah Allah Semesta Alam. Tetapi, kemudian bangsa Israel mengingini seorang raja, seperti bangsa-bangsa lain. Nabi Samuel telah mengingatkan, adanya raja akan membawa petaka. Namun, karena bangsa Israel tetap bersikukuh, Tuhan mengabulkan permintaan umat pilihanNya dengan menjadikan Saul sebagai raja.

Setelah menjadi raja, beberapa kali Saul tidak taat kepada Allah. Misalnya, sebelum menyerbu bangsa Filistin, bangsa Israel mempersembahkan korban bakaran kepada Allah lebih dulu. Saul menunggu kedatangan nabi Samuel, tetapi karena sang nabi tidak kunjung tiba, Saul mempersembahkan sendiri korban bakaran.

Ketika nabi Samuel datang dan mengetahui apa yang telah diperbuat Saul, ia berkata, "Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah Tuhan. Sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. Tuhan telah memilih seorang yang berkenan di hatiNya untuk menjadi raja atas umatNya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan Tuhan kepadamu." (lihat 1 Samuel 13:5-14)

Ketidaktaatan Saul yang kedua adalah ketika ia dipercaya Tuhan menumpas orang Amalek. Tuhan mengatakan semua harus dimusnahkan tanpa kecuali. Tetapi Saul menyisakan Agag, raja orang Amalek; kambing domba, lembu, dan segala yang berharga juga tidak dimusnahkan.

Tuhan lalu berkata kepada nabi Samuel, "Aku menyesal, karena Aku telah menjadikan Saul raja, sebab ia telah berbalik dari pada Aku dan tidak melaksanakan firmanKu." (lihat 1 Samuel 15:1-35) Selanjutnya, karena ketidaktaatan Saul, Roh Tuhan mundur darinya. Atas perkenan Tuhan, ia diganggu roh jahat. (lihat 1 Samuel 16:14)

Kita dapat menarik hikmah dari pengalaman Saul. Ketaatan kepada Tuhan tidak bisa setengah-setengah. Harus total. Jangan sampai karena ketidaktaatan, kita ditinggalkan Roh Tuhan dan menjadi mangsa roh jahat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar