Sebelum disalibkan di Bukit Golgota, Kau dihadapkan ke Pilatus. KataMu kepadanya, Kau datang ke dalam dunia ini untuk memberi kesaksian tentang kebenaran. Setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suaraMu (lihat Yohanes 18:37). Lalu, Pilatus balik bertanya, "Apakah kebenaran itu?"
Kau diam. Bukan lantaran Kau tak tahu jawabannya, namun rasanya sulit menerangkan kebenaran dalam waktu yang sangat singkat. Selama sekitar tiga setengah tahun Kau telah mewartakan kebenaran, tetapi hanya sedikit orang yang dapat memahaminya.
Bahkan para muridMu belum dapat sepenuhnya menangkap kebenaran itu. Beberapa kali Kau mengajar dengan perumpamaan, tetapi murid-muridMu tidak mengerti. "Tidakkah kamu mengerti perumpamaan itu? Kalau demikian, bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain? (Markus 4:13). Kemudian, dengan sabar Kau menjelaskan arti perumpamaan-perumpamaan yang Kau utarakan.
Dalam doa kepada Bapa menjelang perpisahan dengan para muridMu, Kau berkata, "firman-Mu adalah kebenaran." (Yohanes
17:17). Untuk dapat menemukan kebenaran sejati, perlu berpegang
pada firman Tuhan. Apalagi saat mewartakan Kerajaan Allah Kau telah mengatakan, "Jikalau kamu
tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan
mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
(Yohanes 8:31-32)
Perlu terang Roh Kudus agar dapat tetap tinggal dalam firmanMu dan memahaminya. Kau menyadari hal itu, maka ketika Kau akan naik ke Surga kembali kepada Bapa, Kau menjanjikan Roh Kudus kepada para rasulMu. "Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. (Yohanes 14:16-17)
KataMu, kalau Roh Kebenaran itu datang, Ia akan memimpin ke dalam seluruh kebenaran (lihat Yohanes 16:13). Sejarah umat beriman tak lepas dari tarikan antara kebenaran dan tipu daya dunia, beberapa contoh di antaranya, Daud yang diberkati Allah dan sangat beriman kepada Allah terseret dosa, akibat tipu daya lewat kenikmatan daging melalui perempuan cantik Batsyeba. Salomo yang memiliki kebijaksanaan tinggi, akhirnya lemah karena membiarkan para istrinya menyembah berhala. Yudas Iskariot yang telah mengikuti Yesus selama lebih dari tiga tahun, terbujuk menjual Gurunya untuk memperoleh tiga puluh keping uang perak.
Dengan tetap di dalam firmanMu dan memiliki Roh Kebenaran, umat beriman dapat menjadi penyembah-penyembah benar yang akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran (lihat Yohanes 4:23).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar