Minggu, 29 Maret 2015

PilihanMu

Apa yang Engkau pikirkan saat Engkau duduk di atas keledai yang berjalan  memasuki kota Yerusalem?

Lautan manusia memujiMu. Mereka melambai-lambaikan daun palem, bahkan ada yang membentangkan kain saat Engkau lewat. Mereka sangat berharap Engkau menjadi raja, memimpin mereka dengan kekuasaan besar yang Engkau miliki.

Apalagi yang kurang? Engkau baru saja membuat mukjizat terhebat: membangkitkan Lazarus yang sudah beberapa hari meninggal. Adakah hal lain yang lebih pelik daripada kematian? Jika itu saja bisa Engkau takhlukkan, apalagi hal-hal duniawi lainnya.

Mereka begitu yakin, semua akan beres jika Engkau naik takhta. Bahkan bangsa Romawi si penjajah itu akan menyingkir karena kehebatanMu. Tak seorang pun akan kelaparan, karena Engkau bisa menggandakan roti. Mereka juga tidak akan menderita berbagai sakit, karena Engkau dengan mudah menjamah mereka langsung sembuh.

Engkau adalah Allah yang menjadi Manusia. Tak dipungkiri, pemikiran-pemikiran manusia bermain pula dalam benakMu. Di atas keledai itu, sempat terlintas pikiran untuk menerima tawaran rakyat karena belas kasihanMu yang besar. Di atas keledai itu, sempat terlintas pikiran untuk mengakhiri penjajahan bangsa Romawi. Di atas keledai itu, sempat terlintas pikiran untuk menghindari salib.

Setiap manusia diciptakan Allah dengan kehendak bebas. Allah tak pernah memaksakan kehendakNya, apalagi kepada AnakNya sendiri. Engkau memiliki kebebasan seluas-luasnya untuk memilih yang Engkau kehendaki.

Akhirnya, Engkau memilih jalan salib, ketimbang jalan dunia. Engkau memilih merangkul penderitaan, ketimbang memeluk kenikmatan. Engkau memilih sesuatu yang bodoh di mata manusia, ketimbang yang tidak berkenan kepada Allah.

Ternyata, pilihanMu membawa konsekuensi luas: segala dosa manusia lenyap seiring imannya kepadaMu. Lewat pengalamanMu manusia belajar berani dan rela memanggul salibnya masing-masing. Menaati kehendak Allah adalah prioritas utama dalam hidup ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar