Jangan berhenti pada kayu salib saja,
salib hanyalah palang kayu tanpa makna,
jika Kristus tidak dipaku di atasnya.
Pandanglah WajahNya yang hancur,
bersama mahkota duri yang menghiasi kepalaNya,
menatap penuh kasih dalam kepedihan hatiNya,
menangisi kebebalan hati umat manusia.
Pandanglah Tubuh SuciNya yang penuh guratan luka,
bersimbah darah di sana-sini,
yang dipersembahkanNya sebagai kurban silih,
bagi penebusan segala dosa umat manusia.
Pandanglah Tetes-Tetes DarahNya yang mengalir,
Darah termulia Anak Domba Allah yang tak bercela,
dicurahkan sebagai Perjanjian Darah yang kekal,
perdamaian antara Allah dengan umat manusia.
Pandanglah Tangan dan KakiNya yang dipaku,
anggota tubuh yang selama tiga tahun terakhir hidupNya telah berbuat banyak,
merangkul dengan cinta, menjamah yang sakit dan menderita,
melangkah tanpa kenal lelah demi menyelamatkan umat manusia.
Pandanglah LambungNya yang ditombak,
mengalirkan darah dan air sehabis-habisnya dari tubuhNya,
pemberian diri yang total, penyangkalan diri yang penuh,
hanya lantaran cintaNya yang begitu besar bagi umat manusia.
Memandang SalibMu adalah memandang HatiMu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar