Jumat, 06 Februari 2015

Sarapan Pagi BersamaMu

"Marilah dan sarapanlah," ajakMu kepada beberapa muridMu, setelah mereka menangkap ikan (lihat Yohanes 21:1-14). Ajakan yang sama Engkau gemakan setiap hari kepada kami, "Marilah dan sarapanlah....." Sarapan pagi bersamaMu adalah saat kami hadir dalam Perayaan Ekaristi, serta menyambut Tubuh dan DarahMu.

Meski telah lebih dari tiga dasawarsa menjadi orang Katolik, aku bukanlah orang yang tergerak untuk mengikuti Perayaan Ekaristi harian. Setelah ditegur Tuhan Yesus lewat penyakit - yang aku yakini sebagai caraNya menunjukkan Kasih dan PenebusanNya kepadaku secara pribadi, aku mulai menghadiri Perayaan Ekaristi setiap Jumat. Setahun berselang, aku meningkatkan frekuensiku datang ke Perayaan Ekaristi harian dua kali seminggu.

Aku menyaksikan, para biarawan dan biarawati yang menyambut Tubuh Kristus setiap hari memiliki stamina fisik kuat. Mereka mampu menjalani berbagai kesibukan sehari-hari tanpa didera kelelahan berat.

Lalu, aku mulai lebih sering datang ke Perayaan Ekaristi setiap hari, agar aku pun memperoleh kekuatan fisik yang prima. Niat yang kurang murni ini membuatku malah mudah lelah. Aku merasa terpaksa bangun pagi dan mengikuti Perayaan Ekaristi, karena ingin bugar sepanjang hari.

"Demi kasihNya kepadamu, Yesus tetap hadir di tengah-tengahmu sebagai Kurban dalam Sakramen Ekaristi," ucapan Bunda Maria dalam penampakan di Medjugorje tanggal 11 September 1988, seperti yang ditulis dalam suatu pengantar renungan harian di buku Ruah.

Ah, mengapa aku tidak melihat makna sejati Perayaan Ekaristi? Kasih Yesus kepadaku.... Ia begitu mengasihi aku, mau menyediakan Santapan Istimewa setiap pagi untukku. Mengapa aku sulit membalas KasihNya?

Aku mengubah alasanku menghadiri Perayaan Ekaristi harian. Aku memandangnya sebagai kerinduan Yesus untuk bertemu secara pribadi denganku. Inilah kesempatan khusus bersantap pagi bersamaNya: mendengarkan pengalaman hidupNya dalam Injil dan merasakan persatuan denganNya saat menyambut Komuni.

Ada kalanya aku kurang tidur. Aku bisa memilih: memejamkan mata lagi atau bangun dan bersiap pergi ke Perayaan Ekaristi. Aku cenderung tetap menemui Yesus, kecuali aku sakit sampai tak mampu melangkah ke rumahNya. Bayangkan, Ia tentu kecewa kalau tidak melihat aku, karena Ia ingin menyatakan KasihNya yang begitu besar.

Seusai sarapan bersama, Petrus mendapat kesempatan berduaan dengan Yesus. "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" tanya Yesus kepada Simon Petrus (lihat Yohanes 21:15-19).

Kesempatan berduaan dengan Yesus pun tersedia bagi kita, setelah sarapan pagi denganNya. Sekarang aku tak peduli, apakah kekuatan fisikku bertambah atau tidak, seusai aku menghadiri Perayaan Ekaristi setiap hari. Namun, justru setelah niatku dimurnikanNya, Ia memberiku berkat-berkat tambahan sepanjang hari. PenyertaanNya nyata dalam setiap tarikan napasku. 

"Apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawabannya ada dalam hati kita masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar