Jumat, 31 Oktober 2014

Kebenaran di Atas Kebaikan

Seorang dosen mengusulkan ke bagian kemahasiswaan, agar nama putriku dimasukkan dalam daftar penerima beasiswa bagi para asisten dosen. Suatu perbuatan yang baik. Tetapi, putriku bukan asisten dosen.

Putriku diminta menyerahkan nomor rekening buku tabungannya, agar beasiswa dapat dikirim ke sana. Beberapa hari berselang, putriku membatalkannya. Aku menanyakan alasannya. Ia mengatakan, suara hatinya berbisik: "Mengambil jatah orang lain yang sebenarnya bukan hak dirinya sama seperti korupsi."

Aku terperangah, aku tak berpikir sejauh itu. Aku hanya melihat kebaikan dan menghormati sang dosen. Namun, aku sepenuhnya membenarkan sikap putriku. Ternyata, sesuatu yang tampaknya baik belum tentu benar. Seperti seseorang ingin menengok temannya yang sedang sakit. Ia tahu temannya sangat suka buah mangga. Lalu, ia memetik beberapa buah mangga di kebun tetangga untuk diberikan kepada temannya. Suatu niat yang baik, tetapi tidak dilakukan dalam koridor yang benar.

Pengalaman ini menjadikanku perlu lebih waspada dalam menghadapi berbagai intrik duniawi. Berikan aku selalu terang Roh KudusMu, ya Yesus, agar aku dapat memilah-milah dengan bijak mana yang:
- benar dan baik
- benar meskipun tidak baik
- tidak benar meskipun baik
- tidak benar dan tidak baik

Dalam penjelasan tentang perumpamaan lalang di antara gandum, Engkau telah mengatakan, pada akhir zaman malaikat-malaikatMu akan memisahkan gandum dari lalang. Lalang akan dibakar, sementara gandum disimpan dalam lumbung. Gandum melambangkan orang-orang benar, mereka akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa. (lihat Matius 13:36-43)

Perhatikan, yang masuk ke Kerajaan Bapa adalah orang-orang benar. Orang benar dengan hikmat yang dimilikinya akan melakukan perbuatan-perbuatan baik, sehingga ia juga menjadi orang baik. Tetapi, orang baik belum tentu ia pun orang benar.

Ukuran seseorang adalah orang baik dapat dilihat dari perbuatan-perbuatannya. Sedangkan ukuran seseorang adalah orang benar dapat dilihat dari ketaatan orang tersebut terhadap perintah/ajaran dan kehendak Tuhan.    

Tanpa kompromi, Kebenaran harus diletakkan di atas kebaikan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar