Setiap saat kita dihadapkan pada lebih dari satu pilihan, yang membuat kita mau tak mau harus mengambil keputusan untuk memilih. Mulai dari saat kita membuka mata di pagi hari, kita dihadapkan pada pilihan: segera bangun atau bermalas-malasan sebentar di tempat tidur?
Jika kita memutuskan untuk segera bangun, kita kembali dihadapkan pada pilihan berikutnya: langsung mandi atau sarapan dulu? Setelah kita memutuskan mengambil satu pilihan, muncul lagi hal-hal lain yang membuat kita terus-menerus harus mengambil keputusan, keputusan, keputusan....
"Mengapakah engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar?" kataMu. (lihat Lukas 12:57)
Memutuskan sendiri apa yang benar, tampaknya mudah untuk rutinitas sehari-hari yang tidak mengandung konsekuensi besar. Lalu, bagaimana jika kita harus mengambil keputusan untuk hal-hal yang berisiko tinggi, berdampak luas?
Milikilah hikmat, maka kita akan dapat memutuskan segala hal dengan tepat!
Di mana hikmat dapat ditemukan? Ayub 12:13 mengatakan: Pada Allah ada hikmat dan kekuatan, Dialah yang mempunyai pertimbangan dan pengertian.
Bagaimana dapat memperoleh hikmat? Nabi Daud dan putranya Salomo mengakui: permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan (Mazmur 111:10 dan Amsal 9:10). Dengan "takut" akan Tuhan dalam arti memberikan diri kita seutuhnya, percaya penuh kepada Tuhan, menjalin relasi yang akrab denganNya, maka kita akan mendapatkan hikmat.
Memperoleh hikmat sungguh jauh melebihi memperoleh emas, dan mendapat pengertian jauh lebih berharga daripada mendapat perak, kata Salomo (lihat Amsal 16:16). Jika kita dapat memperoleh hikmat untuk jiwa kita, maka masa depan dan harapan kita tidak akan hilang (lihat Amsal 24:14).
Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku. (Mazmur 51:6)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar