Senin, 03 Desember 2012

Berjaga dan Berdoa

Memasuki bulan Desember, kecemasan melanda sebagian umat manusia. Ada ilmuwan yang menafsirkan tulisan di prasasti suku Maya, beranggapan kiamat akan terjadi pada 21 Desember 2012. Ditambah lagi, perkataan-perkataanMu dalam Injil yang disampaikan menjelang penutupan tahun liturgi Gereja - sebelum memasuki masa Adven, berbicara tentang akhir zaman.

Tidak ada yang tahu dengan pasti kapan zaman akan berakhir, kecuali Allah Bapa (bdk. Markus 13:32). Jika Engkau mengutarakannya, semata karena Engkau ingin seluruh umat manusia ciptaan BapaMu selamat, tidak ada satu pun yang binasa.

Ada dua hal yang Engkau minta untuk dilakukan manusia dalam masa penantian kedatanganMu kembali, yaitu berjaga-jaga dan berdoa. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia (Lukas 21:36).

Berjaga-jaga mencerminkan kewaspadaan, sadar setiap saat terhadap berbagai upaya si jahat untuk mengelabui dan menjatuhkan manusia, menarik orang ke lembah dosa dan maut. Dengan waspada, hati akan tetap murni, tidak tercemar.

Namun, kewaspadaan dan kesadaran belumlah cukup. Perlu satu senjata lagi dalam menghadapi berbagai godaan di dunia ini, yaitu berdoa.

Menjalin relasi akrab denganMu melalui doa, sampai akhirnya menyatu denganMu - Engkau ada di dalam aku dan aku ada di dalam Engkau. Jika Engkau sudah meraja dalam hati, maka akan semakin mudah memahami firmanMu yang menjadi panduan dalam hidup di dunia. 

"Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah" (Matius 26:41). Dua hal itu pula yang Engkau pesankan kepada tiga rasulMu yang menemaniMu ke taman Getsemani sebelum Engkau ditangkap, didera, dan disalibkan.

Dengan berjaga-jaga dan berdoa, tak ada lagi kekhawatiran akan apa yang bakal terjadi dalam kehidupan di dunia ini, karena sudah terbiasa hidup dalam sikap sadar dan waspada.  Tak ada lagi ketakutan menghadap tahta Allah, karena sudah terbiasa hidup dalam relasi yang akrab dengan Allah Tritunggal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar