"Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?" tanya Natanael kepada Filipus (Yohanes 1:46)
Pertanyaan serupa yang diucapkan Natanael itu terus terngiang dalam batin: Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari kota besar?
Metropolitan memiliki segalanya, kecuali keheningan. Lalu-lalang beragam kendaraan di jalan-jalan tak pernah berhenti. Aneka hiburan termasuk saluran internet tersedia dengan mudah dan non-stop. Bahkan banyak pemberi jasa menawarkan layanan 24 jam seperti resto cepat saji, apotek, laboratorium, mini swalayan. Hingar-bingar tiada henti.
Dalam suasana kota besar seperti itu, keheningan menjadi barang langka yang sulit ditemukan. Dapatkah seorang warga kota besar duduk diam tanpa berbuat apa-apa selama 10 menit saja? Telepon genggam berdering atau sinyal tanda pesan masuk berbunyi. Perlu ditanggapi, siapa tahu berita penting. Acara televisi jam sekian itu patut ditonton, kalau tidak bakal ketinggalan cerita. Koran yang terbaring di meja itu perlu dibaca, agar selalu tahu situasi terkini dunia.
Kota-kota besar menawarkan aneka kenikmatan duniawi. Kebanyakan orang harus pergi 'mengungsi' ke luar kota jika ingin mencari keheningan. Rumah-rumah retret menjadi incaran para penghuni kota-kota besar. Di sana, orang menemukan ketenangan dan kedamaian - sesuatu yang berbeda dari kesehariannya.
Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari kota besar tanpa harus pergi mencarinya ke tempat lain? Kehidupan spiritual bukanlah bagian terpisah dari kehidupan sehari-hari. Sebaliknya, kehidupan spiritual memayungi berbagai aktivitas manusia sehari-hari. Jika setiap warga kota besar telah menyadari hal itu dan dapat menghayati spiritualitas di tengah hingar-bingar suasana sekitarnya, maka sesuatu yang baik akan datang dari kota-kota besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar