Jumat, 05 September 2025

Doa Penyerahan Diri kepada Hati Tak Bernoda Bunda Maria

Di dalam buku saku Aneka Doa kepada Maria, ada sebuah doa yang indah dan penuh makna. Entah siapa yang menulis doa ini dan dari mana asalnya, tidak ada keterangan. Namun, doa singkat kepada Hati Tak Bernoda Bunda Maria ini bisa kita daraskan setiap hari. Alasannya?

Ketika menampakkan diri kepada tiga anak gembala di Fatima - Portugal, pada penampakan tanggal 13 Juni 1917 Bunda Maria mengatakan kepada Lusia dos Santos, salah satu pelihat, "Yesus ingin agar engkau membuatku dikenal dan dicintai. Ia ingin dunia mengadakan devosi kepada Hatiku yang Tak Bernoda...."

Salah satu wujud devosi sederhana kepada Hati Tak Bernoda Bunda Maria ialah ketika kita menyerahkan diri kepada Hatinya. Melalui penyerahan diri, hati kita akan dibentuk oleh Bunda Maria, agar makin menyerupai hatinya. Setelah hati kita menyerupai hati Bunda Maria, Bunda Maria akan menyatukan hati kita dengan Hati Mahakudus Yesus, Putra tercintanya.

Doa yang akan dibagikan berikut ini sangat berkesan, karena kita tidak mendaraskannya semata untuk diri sendiri, melainkan kita memohon kepada Bunda Maria agar nyala hatinya turun ke atas seluruh umat manusia, mengingatkan bila kita berdosa, memberikan kesehatan rohani, dan dipertobatkan berkat nyala hatinya.

Anda tertarik mendoakannya setiap hari? Sebarkan juga, agar makin banyak orang kristiani memiliki hati seperti Hati Tak Bernoda Bunda Maria.

 

Doa Penyerahan Diri kepada Hati Tak Bernoda Bunda Maria

O Hati Tak Bernoda Bunda Maria yang menyala dengan kebaikan, 
perlihatkanlah kasih sayangmu kepada kami.
Semoga nyala hatimu, ya Bunda Maria, 
turun ke atas seluruh umat manusia.
Kami sangat mencintaimu,
ukirlah cinta kasih sejati dalam hati kami,
sehingga kami terus-menerus mendambakanmu.
O Bunda Maria yang lembut dan rendah hati,
ingatkan kami apabila kami berdosa.
Berilah kesehatan rohani kepada kami,
berkat Hatimu yang Tak Bernoda.
Biarkanlah kami senantiasa melihat kebaikan hatimu sebagai Bunda,
dan perkenankanlah kami dipertobatkan berkat nyala hatimu.
Amin. 

Minggu, 31 Agustus 2025

Asal Berita - Berita Asal

Banyak berita beredar di media sosial. Sekilas, semua berita kelihatan benar, bukan setting-an. Apalagi sekarang orang makin pintar membuat video dengan AI. Wajah, gerakan bibir, dan kata-kata yang diucapkan tampak sungguh-sungguh seperti rekaman asli.

Kita perlu lebih cermat memerhatikan, asal berita yang akan kita baca. Apakah berita itu berasal dari sumber atau pemilik akun yang dapat dipercaya? Hindari  menyimak berita asal, yang kemudian ternyata hoaks dan menyulut emosi.

Pilah berita-berita asli dari berita-berita asal. Jadilah bijak dalam membaca.

Selasa, 26 Agustus 2025

Ketidakberdayaan atas Rahmat Allah

Di hadapan Allah, kita sungguh tak berdaya. Bahkan ketika kita menerima rahmat besar, kita merasa tak layak mendapat kasih Allah yang tercurah kepada kita.

Contohnya ketika Nabi Yesaya mendapat rahmat dengan melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan para malaikat memuji-Nya. Yesaya malah berkata, "Celaka aku! Aku binasa!... mataku telah melihat Sang Raja, Tuhan Semesta Alam." (Yesaya 6:4) 

Yesaya merasa tak layak menerima rahmat penglihatan itu. Ia malah berpikir, dirinya bakal binasa karena telah melihat kebesaran Tuhan.

Demikian pula ketika berada di atas perahu Simon Petrus, Yesus meminta Petrus bertolak ke tempat yang dalam dan menebarkan jalanya. Petrus sempat protes, lantaran ia sudah berjuang semalaman mencari ikan, tetapi tidak berhasil.

Ketika Petrus menaati perkataan Yesus kepadanya, ia menebar jala dan memperoleh banyak sekali ikan. "Tuhan, pergilah dariku, karena aku ini seorang berdosa," kata Petrus kepada Yesus. (lihat Lukas 5:4-8)

Petrus mendapat rahmat besar dengan berlimpahnya tangkapan ikan. Tetapi ia malah merasa tidak layak menerima rahmat itu dan meminta Tuhan menjauhinya. 

Tatkala Tuhan melimpahkan rahmat besar kepada kita, bagaimanakah tanggapan kita? Apakah kita bersikap seperti Nabi Yesaya dan Rasul Petrus, yang merasa tidak layak mendapatkan kasih karunia dari Allah?

Jangan sampai ketidakberdayaan kita sedemikian besar, sehingga kita tidak bersyukur atas rahmat Tuhan dalam hidup kita.

Minggu, 17 Agustus 2025

Nasi Uduk Kemerdekaan

Setiap perayaan Proklamasi Kemerdekaan RI, kami menyantap nasi uduk. Bertahun-tahun kami melakukannya, atas permintaan almarhum suamiku. Terselip kisah heroik di balik kebiasaan ini.

Ayah suamiku yang tak lain adalah bapak mertuaku, seorang pejuang kemerdekaan di era pendudukan Jepang. Suatu ketika, beliau tertangkap dan dijebloskan ke penjara. Diputuskan, semua 'pemberontak' akan dihukum mati, termasuk bapak mertuaku.

Hukuman mati itu tak pernah terlaksana, lantaran Jepang kalah oleh Amerika Serikat dalam peristiwa Hiroshima dan Nagasaki. Jepang menarik diri dari Indonesia. Para pejuang kemerdekaan dibebaskan.

Bapak mertua meminta keluarganya untuk selalu mengucap syukur atas peristiwa pembebasan itu dengan menyantap nasi uduk pada Peringatan Kemerdekaan RI. Aku tak sempat mengenal bapak mertua, karena beliau telah dipanggil Tuhan, bahkan ketika suamiku masih remaja.

Tradisi menyantap nasi uduk pada perayaan Hari Kemerdekaan RI tetap berlanjut. Setiap tahun, meski suamiku juga telah menghadap Tuhan, kami meneruskan kebiasaan ini.

Bukan sekadar melanjutkan tradisi keluarga, terlebih sebagai ungkapan syukur atas kuasa Tuhan yang telah menganugerahkan kemerdekaan pada waktu yang tepat, kepasrahan pada perlindungan Tuhan dalam situasi yang tidak pasti, dan rasa hormat kepada para pejuang yang berani mengorbankan segalanya untuk kemerdekaan Tanah Air. 

Istirahat damai abadi bagi para pejuang bangsa. 

Dirgahayu Republik Indonesia.

Kamis, 07 Agustus 2025

Akibat Ketidaksetiaan

Di Meriba umat Israel protes kepada Musa dan Harun: "Mengapa kamu membawa kami ke tempat celaka ini, tempat bukan untuk menabur, juga tanpa pohon ara, anggur, dan delima, bahkan air minum pun tidak ada?" (Bilangan 20:5)

Musa dan Harun lalu menghadap Tuhan. "Ambillah tongkatmu itu. Engkau dan Harun, saudaramu, harus menyuruh umat itu berkumpul; katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu supaya memberi airnya; demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta ternaknya," firman Tuhan kepada Musa (Bilangan 20:7-8).

Tetapi, ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan jemaah itu di depan bukit batu, Musa berkata lain dari yang dipesankan Tuhan: "Dengarlah, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?" (Bilangan 20:10) Musa lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, keluarlah air banyak sekali.

Cermatilah kalimat-kalimat itu, terutama yang diberi warna biru. Perintah Tuhan kepada Musa tidak dilaksanakan dengan tepat. Mungkin Musa sudah jenuh dan kesal menghadapi kebebalan bangsanya, sehingga ia melontarkan kata-kata yang tidak sesuai dengan perkataan yang ingin Tuhan sampaikan kepada umat-Nya.

Akibat ketidaksetiaan Musa dan Harun terhadap perintah Tuhan, ia tidak diizinkan Tuhan memasuki tanah terjanji Kanaan. Tuhan berfirman kepada Musa: "Sebab kamu berdua telah berlaku tidak setia terhadap Aku di tengah-tengah orang Israel, dekat air Meriba di Kades di Padang Gurun Zin, dan tidak menghormati kekudusan-Ku di tengah-tengah orang Israel." (Ulangan 32:51)

Tuhan menghendaki kita selalu setia sepenuhnya kepada-Nya.

Selasa, 29 Juli 2025

Burung Elang dan Burung Gagak

Ada kisah bagus tentang burung elang dan burung gagak yang kubaca hari ini dan bisa menjadi refleksi kita.

Burung elang dan burung gagak punya relasi yang menarik. Burung gagak sering mencoba mengganggu dengan mematuk-matuk tubuh burung elang, tetapi biasanya burung elang tidak menggubrisnya. 

Burung elang memilih terbang lebih tinggi untuk menghindari perselisihan dengan burung gagak. Ketika burung elang terbang semakin tinggi, buruk gagak kewalahan. Ia tak sanggup terbang di ketinggian, akhirnya menyerah dan pergi meninggalkan burung elang.

Dalam menjalani kehidupan, kita pun sering kali mendapat bermacam gangguan dari orang-orang di sekitar kita. Belajar dari burung elang, kita tak perlu menggubrisnya. Lebih baik kepakkan 'sayap' kita dan terbang lebih tinggi, mendekat kepada Tuhan.

Lama-kelamaan gangguan-gangguan itu tidak lagi berdampak bagi kita. Mereka pergi karena tak berhasil menjatuhkan kita. Bersikaplah seperti burung elang.

 

Kamis, 24 Juli 2025

Bunda Pengatur Sempurna Segala Rahmat Allah

Sering pikiran kita sudah membayangkan hal-hal negatif yang bakal terjadi. Mungkin ada benarnya sebagai antisipasi. Tetapi hal-hal negatif yang terus mencengkeram pikiran kita, membuat hati tidak jernih dan kita tidak bisa menikmati berkat-berkat Tuhan saat ini.

Jauh hari aku telah merencanakan liburan bersama keluarga. Tiba-tiba ada pekerjan yang harus dilakukan bersamaan dengan waktu libur itu. Kecemasan melanda. Bagaimana saya bisa membagi waktu antara liburan dan pekerjaan? Saya bakal tidak bisa menikmati libur dengan sukacita.

Namun kedua kepentingan itu tak dapat dihindari. Maka, aku hadapi dan jalani saja sambil memohon melalui Bunda Maria pengantara segala rahmat, agar ia membantu mengatur jadwalku.

Mengilas balik hari-hariku, tampak jelas Bunda Surgawi mengatur segalanya dengan baik, sehingga aku dapat menikmati libur bersama keluarga di sela-sela pekerjaanku.

Gereja memberikan gelar Bunda Pengantara Segala Rahmat kepada Santa Perawan Maria. Semoga suatu saat Gereja pun berkenan menganugerahkan gelar Bunda Pengatur Sempurna Segala Rahmat Allah kepadanya.

Terima kasih Bunda Maria!