Jumat, 30 Mei 2025

Serangan Rayap

Dilihat dari depan, deretan buku di dalam lemari kayu itu biasa saja. Masih tegak berdiri rapi di dalam rak. Tetapi kalau dilihat dengan saksama, ada noda-noda hitam di sekitar buku-buku tersebut. 

Rayap menyerang dari belakang buku-buku! Alhasil, buku-buku yang ada di dalam satu setengah lemari buku, musnah digerogoti rayap. Seandainya aku tahu ada serangan rayap, tak kubiarkan satu rayap pun hidup untuk merusak buku-buku koleksiku.

Merenungkan sepak-terjang rayap, seperti itulah keadaannya jika si jahat menyerang manusia. Ia menyerbu dari dalam, sedikit demi sedikit, tanpa sepenuhnya diketahui. Kalau kita lengah, tidak mengetahui kehadirannya yang merusak, lama kelamaan hati kita digerogoti hingga menjadi tumpul. 

Hati tetap ada, tetapi di dalamnya kosong. Seperti sampul buku-buku itu, tetap berdiri tegak di dalam rak, tetapi lembaran-lembaran kertas di dalamnya - isi buku tersebut - sudah kosong. Waspadalah!


Kamis, 22 Mei 2025

Anggapan yang Keliru

Sering terlontar ujaran mereka yang enggan mengikuti Perayaan Ekaristi di gereja: "Untuk apa ke gereja? Seperti orang munafik. Pura-pura saleh, padahal kelakuan masih buruk!"

Sebenarnya, untuk apa ada gereja dan untuk siapa?

Paus Fransiskus memandang gereja sebagai "rumah sakit lapangan" atau "rumah sakit darurat." Gereja sepatutnya menjadi tempat di mana orang-orang yang terluka secara fisik maupun rohani, dapat menemukan dukungan, pemulihan, dan penyembuhan. 

Berdasarkan sudut pandang Paus Fransiskus tersebut, gereja diharapkan menjadi tempat bagi orang-orang yang datang ke sana untuk dapat berjumpa dengan Kristus yang menghibur, menyembuhkan, dan mengubah.

Gedung gereja tak bermakna apa-apa, tanpa umat beriman kristiani yang adalah Gereja. Orang-orang yang terluka akibat 'perang' ini perlu disambut dan ditangani dengan kasih, seperti yang diajarkan Kristus.  

Sebagai Gereja, umat beriman kristiani yang telah mengalami Kasih Kristus; diharapkan dapat menolong orang-orang terluka yang datang ke gereja, agar mereka dapat pula mengalami Kasih Kristus dalam hidup mereka.

Meski demikian, tak ada manusia yang sempurna. Sebagai umat beriman kristiani kita berupaya meneladan Kristus, meski masih ada kelemahan-kelemahan manusiawi yang melekat dalam diri kita. Maka, kita tetap perlu datang ke "rumah sakit darurat" secara rutin untuk mendapatkan sentuhan Kasih Kristus yang meneguhkan.

Karena itu, keliru jika ada anggapan yang mengatakan orang-orang yang ke gereja adalah orang-orang munafik yang sok suci. Justru mereka adalah orang-orang yang terluka, sakit, dan membutuhkan kerahiman Tuhan. Baik yang sedang mencari kesembuhan, maupun yang sudah lebih baik tetapi belum sembuh sepenuhnya, semua merasa perlu ke gereja untuk menjumpai Kristus - Sang Penyembuh Sejati.  

 

Jumat, 09 Mei 2025

Gembala Pilihan-Mu

Dua bulan sebelum Paus Fransiskus wafat, beredar film Conclave - yang menggambarkan situasi dan intrik dalam pemilihan Paus. Banyak orang yang penasaran dengan apa yang terjadi dalam konklaf, menyaksikan film itu.

Paus Fransiskus dipanggil Tuhan pada hari ke-2 Paskah, 21 April 2025. Masyarakat di segenap penjuru dunia mengarahkan pandangan ke Vatikan, yang akan menggelar konklaf sebenarnya pada 7 Mei. Sebanyak 133 kardinal yang berhak memilih mengucap sumpah, sebelum ikut konklaf.

Setelah 2 kali asap hitam mengepul dari cerobong asap di Kapel Sistina, pada sore menjelang malam tanggal 8 Mei terlihat asap putih membumbung. Seorang Paus telah terpilih. Sekitar satu jam berselang, muncul Kardinal Robert Francis Prevost kelahiran Chicago, Amerika Serikat; tetapi berkewarganegaraan Peru, sebagai Paus baru yang menyandang nama: Paus Leo XIV.

Segunung harap diletakkan pada penerus pelayanan Santo Petrus ini. Sebagai umat beriman, kita percaya Tuhanlah yang telah memilih Paus baru ini melalui hati nurai para kardinal yang ikut dalam konklaf. Terima kasih Allah Tritunggal dan Bunda Maria - Bunda Gereja. Marilah kita mengiringi langkah Bapa Suci dengan doa-doa kita setiap hari.

Kita tahu sekarang ,bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (Roma 8:28)

 

Kamis, 01 Mei 2025

Cara Kerja Bunda Maria

Dalam sebuah wawancara, Paus Fransiskus menyatakan, beliau ingin dimakamkan bukan di Basilika Santo Petrus melainkan di Basilika Santa Maria Maggiore. Menurut beliau, setiap kali akan melakukan dan kembali dari perjalanan apostolik, beliau selalu berdoa kepada Santa Perawan Maria di Basilika itu. Ketika lockdown di masa pandemi Covid-19 dan pada hari Minggu, beliau kerap berdoa di sana.

Dari buku Rosario Bersama Paus Fransiskus - Doa & Novena Mother Mary Untier of Knots yang disusun oleh H. Witdarmono tahun 2016, dapat ditelusuri awal kedekatan Paus Fransiskus dengan Bunda Maria.

Paus Fransiskus baru mulai mendaraskan 15 misteri doa Rosario (catatan: sebelum tahun 2000 hanya ada 3 Peristiwa doa Rosario), setelah mengamati Paus Yohanes Paulus II yang khusuk berdoa Rosario saat berkunjung ke Argentina tahun 1985.

Suatu sore, Pastor Jorge Mario Bergoglio, S.J. mengikuti doa Rosario yang dipimpin Paus Yohanes Paulus II bersama banyak orang. "Saya memandang Bapa Suci dari belakang.... Saya merasa, orang ini telah dipilih untuk memimpin Gereja dan sedang menapaki jalan ke atas, ke Ibunya di surga, jalan yang telah ditempuhnya sejak masa kecilnya. Saya segera menyadari betapa dalamnya makna kata-kata Bunda Maria dari Guadalupe kepada St. Juan Diego, 'Jangan takut! Bukankah aku ini ibumu!' Di situlah, saya baru sungguh memahami kehadiran Bunda Maria dalam kehidupan Paus. Apa yang saya saksikan itu tidak pernah terlupakan. Sejak saat itu, saya mendaraskan 15 misteri Rosario setiap hari."

Kesediaan Pastor Bergoglio, S.J. membuka hatinya bagi Santa Perawan Maria melalui doa Rosario, membuat Ibu Surgawi merangkul dan membentuk hatinya. Ada satu lagi kisah hidup Pastor Bergoglio yang menunjukkan kedekatannya dengan Bunda Maria.

Pada Mei 1986 - setahun setelah kunjungan Paus Yohanes Paulus II ke Argentina, Pastor Bergoglio ditugaskan ke Munich, Jerman, untuk menyelesaikan disertasi doktoralnya. Di sela-sela kesibukan studinya, beliau berkunjung ke rumah para imam Jesuit di kota Augsburg, 80 km dari Munich. 

Suatu kali, beliau melihat lukisan Bunda Maria Pengurai Simpul Masalah di gereja kecil St. Petrus. Lukisan itu dihormati masyarakat setempat sejak awal abad ke-18. Hati Pastor Bergoglio sangat tersentuh. "Saya harus memohon bantuan Bunda Maria, agar dilepaskan dari simpul-simpul kusut yang membingungkan ini," ujarnya.

Pastor Bergoglio lalu mengambil keputusan. Beliau tidak menyelesaikan penelitian untuk disertasinya yang telah dijalani 9 bulan. Pada Desember 1986 beliau pulang ke Argentina membawa banyak kartu pos lukisan dan doa kepada Bunda Maria Pengurai Simpul Masalah. Pastor Bergoglio menyebarkan devosi baru kepada Bunda Maria di tanah airnya.

Tahun 1992, Pastor Bergoglio, S.J. diangkat oleh Paus Yohanes Paulus II menjadi Uskup Tituler Auca dan Uskup Auksilier Buenos Aires. Enam tahun kemudian, tahun 1998, beliau menjadi Uskup Agung Buenos Aires. Selanjutnya, tahun 2001 Uskup Bergoglio diangkat sebagai Kardinal. Tahun 2013 dipilih sebagai Paus menggantikan Paus Benediktus XVI.

Relasi akrab yang telah terjalin antara Paus Fransiskus dan Bunda Maria selama 40 tahun, sejak beliau pertama kali disentuh oleh Bunda Surgawi dan tergerak mendoakan Rosario lengkap setiap hari, memampukan beliau menapaki jalan ke atas, ke Ibunya di surga.  

Dari pengalaman hidup Pastor Bergoglio, S.J. yang kemudian menjadi Paus Fransiskus, kita melihat cara kerja Bunda Maria. Setelah satu pribadi membuka hati, mempersilakan Bunda Maria masuk ke dalam hidupnya; maka selanjutnya Ibu Surgawi akan memurnikan dan membentuk hati orang tersebut, membuatnya semakin berkenan di hadirat Tuhan. 

Kita dapat belajar dari pengalaman hidup Bapa Suci Paus Fransiskus.