Dalam sebuah wawancara, Paus Fransiskus menyatakan, beliau ingin dimakamkan bukan di Basilika Santo Petrus melainkan di Basilika Santa Maria Maggiore. Menurut beliau, setiap kali akan melakukan dan kembali dari perjalanan apostolik, beliau selalu berdoa kepada Santa Perawan Maria di Basilika itu. Ketika lockdown di masa pandemi Covid-19 dan pada hari Minggu, beliau kerap berdoa di sana.
Dari buku Rosario Bersama Paus Fransiskus - Doa & Novena Mother Mary Untier of Knots yang disusun oleh H. Witdarmono tahun 2016, dapat ditelusuri awal kedekatan Paus Fransiskus dengan Bunda Maria.
Paus Fransiskus baru mulai mendaraskan 15 misteri doa Rosario (catatan: sebelum tahun 2000 hanya ada 3 Peristiwa doa Rosario), setelah mengamati Paus Yohanes Paulus II yang khusuk berdoa Rosario saat berkunjung ke Argentina tahun 1985.
Suatu sore, Pastor Jorge Mario Bergoglio, S.J. mengikuti doa Rosario yang dipimpin Paus Yohanes Paulus II bersama banyak orang. "Saya memandang Bapa Suci dari belakang.... Saya merasa, orang ini telah dipilih untuk memimpin Gereja dan sedang menapaki jalan ke atas, ke Ibunya di surga, jalan yang telah ditempuhnya sejak masa kecilnya. Saya segera menyadari betapa dalamnya makna kata-kata Bunda Maria dari Guadalupe kepada St. Juan Diego, 'Jangan takut! Bukankah aku ini ibumu!' Di situlah, saya baru sungguh memahami kehadiran Bunda Maria dalam kehidupan Paus. Apa yang saya saksikan itu tidak pernah terlupakan. Sejak saat itu, saya mendaraskan 15 misteri Rosario setiap hari."
Kesediaan Pastor Bergoglio, S.J. membuka hatinya bagi Santa Perawan Maria melalui doa Rosario, membuat Ibu Surgawi merangkul dan membentuk hatinya. Ada satu lagi kisah hidup Pastor Bergoglio yang menunjukkan kedekatannya dengan Bunda Maria.
Pada Mei 1986 - setahun setelah kunjungan Paus Yohanes Paulus II ke Argentina, Pastor Bergoglio ditugaskan ke Munich, Jerman, untuk menyelesaikan disertasi doktoralnya. Di sela-sela kesibukan studinya, beliau berkunjung ke rumah para imam Jesuit di kota Augsburg, 80 km dari Munich.
Suatu kali, beliau melihat lukisan Bunda Maria Pengurai Simpul Masalah di gereja kecil St. Petrus. Lukisan itu dihormati masyarakat setempat sejak awal abad ke-18. Hati Pastor Bergoglio sangat tersentuh. "Saya harus memohon bantuan Bunda Maria, agar dilepaskan dari simpul-simpul kusut yang membingungkan ini," ujarnya.
Pastor Bergoglio lalu mengambil keputusan. Beliau tidak menyelesaikan penelitian untuk disertasinya yang telah dijalani 9 bulan. Pada Desember 1986 beliau pulang ke Argentina membawa banyak kartu pos lukisan dan doa kepada Bunda Maria Pengurai Simpul Masalah. Pastor Bergoglio menyebarkan devosi baru kepada Bunda Maria di tanah airnya.
Tahun 1992, Pastor Bergoglio, S.J. diangkat oleh Paus Yohanes Paulus II menjadi Uskup Tituler Auca dan Uskup Auksilier Buenos Aires. Enam tahun kemudian, tahun 1998, beliau menjadi Uskup Agung Buenos Aires. Selanjutnya, tahun 2001 Uskup Bergoglio diangkat sebagai Kardinal. Tahun 2013 dipilih sebagai Paus menggantikan Paus Benediktus XVI.
Relasi akrab yang telah terjalin antara Paus Fransiskus dan Bunda Maria selama 40 tahun, sejak beliau pertama kali disentuh oleh Bunda Surgawi dan tergerak mendoakan Rosario lengkap setiap hari, memampukan beliau menapaki jalan ke atas, ke Ibunya di surga.
Dari pengalaman hidup Pastor Bergoglio, S.J. yang kemudian menjadi Paus Fransiskus, kita melihat cara kerja Bunda Maria. Setelah satu pribadi membuka hati, mempersilakan Bunda Maria masuk ke dalam hidupnya; maka selanjutnya Ibu Surgawi akan memurnikan dan membentuk hati orang tersebut, membuatnya semakin berkenan di hadirat Tuhan.
Kita dapat belajar dari pengalaman hidup Bapa Suci Paus Fransiskus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar