Di hadapan Allah, kita sungguh tak berdaya. Bahkan ketika kita menerima rahmat besar, kita merasa tak layak mendapat kasih Allah yang tercurah kepada kita.
Contohnya ketika Nabi Yesaya mendapat rahmat dengan melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan para malaikat memuji-Nya. Yesaya malah berkata, "Celaka aku! Aku binasa!... mataku telah melihat Sang Raja, Tuhan Semesta Alam." (Yesaya 6:4)
Yesaya merasa tak layak menerima rahmat penglihatan itu. Ia malah berpikir, dirinya bakal binasa karena telah melihat kebesaran Tuhan.
Demikian pula ketika berada di atas perahu Simon Petrus, Yesus meminta Petrus bertolak ke tempat yang dalam dan menebarkan jalanya. Petrus sempat protes, lantaran ia sudah berjuang semalaman mencari ikan, tetapi tidak berhasil.
Ketika Petrus menaati perkataan Yesus kepadanya, ia menebar jala dan memperoleh banyak sekali ikan. "Tuhan, pergilah dariku, karena aku ini seorang berdosa," kata Petrus kepada Yesus. (lihat Lukas 5:4-8)
Petrus mendapat rahmat besar dengan berlimpahnya tangkapan ikan. Tetapi ia malah merasa tidak layak menerima rahmat itu dan meminta Tuhan menjauhinya.
Tatkala Tuhan melimpahkan rahmat besar kepada kita, bagaimanakah tanggapan kita? Apakah kita bersikap seperti Nabi Yesaya dan Rasul Petrus, yang merasa tidak layak mendapatkan kasih karunia dari Allah?
Jangan sampai ketidakberdayaan kita sedemikian besar, sehingga kita tidak bersyukur atas rahmat Tuhan dalam hidup kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar