Tepat tiga tahun silam aku merasakan sapaanmu, ketika kita bertatapan.
Perjumpaan ini mengubah hidupku selanjutnya....
Tak ada perasaan bersemangat akan bertemu denganmu, ketika aku memutuskan menghadiri acara devosi kepada Bunda Maria Fatima di sebuah aula di kawasan Jakarta Barat pada 15 Juni 2016. Acara yang diselenggarakan Marian Centre Indonesia ini menghadirkan ikon Bunda Maria Peziarah Internasional dari Fatima-Portugal, dirangkai dengan Doa Rosario dan Perayaan Ekaristi.
Ketika ikon Bunda Maria Peziarah Internasional diarak masuk ke aula, seluruh hadirin berdiri. Dalam hati aku berucap, "Apa yang istimewa? Pasti seperti tampilan Bunda Maria umumnya.... tersenyum manis dengan pandangan mata lembut."
Aku menatap ke wajah Bunda Maria, saat tandu yang membawanya lewat di dekatku. "Ke mana saja kamu selama ini, anakku?" suara itu menggema dalam hatiku. Aku terkesiap! Sapaan Bunda menyadarkanku. Aku menatap wajah Bunda dengan lekat, lalu menunduk.
Sudah 37 tahun aku dibaptis. Sebagai orang Katolik tentu aku mengenalmu, Bunda. Aku telah mengalami berbagai peristiwa pribadi yang menjadi tonggak-tonggak penting dalam perjalanan hidupku, di dalamnya kuakui ada campur tangan dan peran besar Bunda Maria. Tetapi, selama itu pula relasiku dengan Bunda Maria hanya suam-suam kuku. Setelah masalah selesai dan peristiwa berlalu, penyertaan dan pertolongan Bunda Maria tak lagi kuingat. Bahkan dalam beberapa kasus, peringatan dini Bunda Maria tidak kugubris.
Ke mana saja aku selama ini sampai melupakan Bunda Surgawiku yang dalam diam dan caranya sendiri selalu mendampingi langkah hidupku?
Perjumpaan dengan Bunda Maria dan sapaannya mengubah hidupku. Selubung penghalang lenyap.
Dua minggu kemudian setelah peristiwa itu, aku mengawali devosi kepada Bunda Maria di Paroki dengan mengajak umat mendaraskan Doa Senakel, setelah Misa harian pada Sabtu pertama. Lima belas bulan setelahnya, Paroki kami diminta Marian Centre Indonesia menjadi salah satu penyelenggara Misa dan Doa Senakel bersama Father Laurent Larroque, pemimpin Gerakan Imam Maria Internasional, yang berkunjung ke Indonesia.
Tiga tahun berlalu sejak engkau menatap dan menyapaku. Terima kasih, Bunda Maria, engkau telah membawaku dekat kepadamu. Dari hari ke hari tumbuh semangat besar untuk makin mengenal dan mencintaimu, agar engkau dapat menggunakan diriku demi kepentingan Hatimu yang Tak Bernoda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar