Jumat, 04 Desember 2015

SikapMu

Hampir semua orang sudah tahu, ia bukan orang baik. Sepak terjangnya semata demi kesohoran dan kemakmuran diri sendiri. Kalau pun ada yang menganggapnya dermawan, mungkin hanya segelintir orang yang memperoleh keuntungan berelasi dengannya.

Terhadap orang seperti itu, bukankah sebaiknya kita mengambil jarak? Kalau bisa tak perlu sama sekali berhubungan dengannya, supaya kita tidak ikut terseret dalam gelombang kejahatan tersembunyi yang dilakukannya. Selain itu, kalau kita berbaik sapa di hadapannya sementara hati kita menentang sepak terjangnya, bukankah berarti kita berlaku munafik?

Rasanya sudah benar sikap tegas menjauhkan diri dari orang yang berkelakuan buruk, tetapi aku ingin mengetahui bagaimana sikapMu kalau berhadapan dengan orang seperti itu? Apa yang akan Engkau lakukan? 

Ketika aku mengambil buku renungan harian God Calling, kudapati renungan ini yang menggambarkan sikapMu terhadap orang-orang yang melupakanMu - mereka yang melakukan kejahatan di dunia demi kekuasaan dan keuntungan pribadi: 

Bagi mereka yang tidak merasa membutuhkan Aku, yang dengan keras kepala menolak Aku, yang menutup pintu hati mereka sehingga Aku tidak dapat masuk, Aku akan datang kepada mereka dengan kerinduan yang lemah lembut dan rendah hati. Bahkan apabila Aku mendapati semua celah tertutup, semua celah dihambat, Aku akan bertahan sebagai Pengemis yang mengetuk dan terus mengetuk pintu hati mereka. Pengemis Surgawi dalam Kerendahan Hati-Nya. (renungan tanggal 25 November)

Hmmm... betapa bedanya sikapMu dengan sikapku. Terhadap orang-orang yang menolak kehadiranMu dalam hidup mereka, Engkau akan tetap bersikap lemah lembut dan rendah hati. Engkau akan tetap bertahan, terus mengetuk pintu hati mereka agar mereka berbalik kepadaMu.

Aku malu terhadap diriku yang masih jauh dari gambaran IlahiMu. Ampuni aku, ya Yesus. Aku perlu banyak belajar dariMu. Tak sepatutnya aku menghakimi orang-orang seperti itu. Bukankah penghakiman adalah wewenangMu? Sebagai Hakim Kehidupan, Engkau masih berbelas kasih kepada mereka.

Mulai saat ini, jika Engkau menghantarku kepada orang berkelakuan buruk, aku akan melihat orang itu seperti Engkau memandangnya, berelasi dengannya seperti Engkau menyapanya. Engkau yang bergerak di dalam aku, bukan aku bertindak tanpa menyertakanMu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar