Selasa, 21 April 2015

Pekerjaan DariMu

Untuk kesekian kali aku disodorkan pertanyaan yang sama oleh mereka yang berbincang denganku, "Apa kerjamu sekarang? Bagaimana kamu menghidupi keluarga setelah suamimu wafat?" Aku memahami perhatian dan kecemasan mereka, padahal aku tenang saja menjalani hidup ini. Aku katakan, aku menerima apa yang Tuhan berikan dan membiarkanNya mengatur segala sesuatu untukku.

Mereka tak puas dengan jawabanku. Mereka bilang tidak bisa demikian. Aku perlu bekerja, supaya ada income tetap. Jika hanya satu-dua orang yang berpendapat seperti itu, mungkin aku tak terlalu peduli. Tetapi, jika sudah lebih dari lima orang yang melontarkan gagasan yang sama, aku jadi berpikir ulang.

Jangan-jangan, aku salah mengartikan Sabda yang mengatakan: Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah -- sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur. (Mazmur 127:2) Mungkinkah aku terlalu meyakini kata-kata pemazmur itu, sampai 'malas' bekerja?

Lalu, aku mulai memikirkan beberapa kegiatan produktif yang dapat dikerjakan untuk memperoleh pemasukan. Aku membayangkan kesibukan akan menyita banyak waktuku: tergesa-gesa di pagi hari, bekerja sepanjang siang, dan kelelahan di malam hari.

Aku akan kehilangan waktu bersamaMu: terpaksa mengurangi doa-doa harian, tak sempat lagi merenungkan Firman, membaca buku-buku rohani, dan melayani orang-orang di sekitarku. Benarkah ini kehidupan yang seharusnya kujalani, setelah 15 bulan aku melewati hari-hari denganMu?

"Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu... (Yohanes 6:27)," kuresapi perkataanMu saat bacaan Injil kemarin.

Ah, biarlah mereka mengajukan pertanyaan itu terus kepadaku, aku pun akan tetap bertahan pada keyakinanku. Aku hanya akan melakukan pekerjaan dariMu.  
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar