Pesan yang sama disampaikan malaikat, ketika beberapa perempuan datang ke makamMu menjelang fajar, "Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia.... (Matius 28:7)
Engkau memilih Galilea sebagai tempat perjumpaan dengan orang-orang yang Engkau kasihi. Di Galilea pertama kali Engkau bertemu dengan mereka, ketika mereka sedang menangkap ikan. Di Galilea pula Engkau menanti mereka, berjumpa kembali denganMu setelah kebangkitanMu.
***
Galilea-ku adalah rumahku. Di tempat ini pertama kali Engkau mengetuk hatiku. Di tempat ini pula Engkau mendahului aku, menanti kepulanganku, setelah perayaan kebangkitanMu....
Suamiku wafat sekitar 14 bulan silam, sejak itu aku selalu merasa tidak nyaman berada sendirian di rumah. Selama hampir satu tahun, aku mengikuti putriku yang menuntut ilmu di luar kota. Tetapi aku tak bisa seterusnya demikian, karena rumah kami yang telah selesai direnovasi perlu dihuni.
Meskipun penampilan rumah sudah berbeda, namun aku tidak betah di rumah pada malam hari. Sepanjang pagi hingga sore hari, aku tak mengalami masalah berada sendirian di rumah. Tetapi, begitu langit berganti malam, aku mulai resah. Kesepian mencengkeram.
Menjadi niatku selama masa Prapaskah untuk pantang menginap di luar rumah. Terkadang putriku pulang menemaniku, namun tidak setiap akhir pekan ia bisa seperti itu. Selama 47 hari masa retret agung Prapaskah, aku sempat melewati 15 malam sendirian di rumah.
Setiap malam aku terbangun beberapa kali. Setelah itu sulit memejamkan mata kembali. Apa yang kutakuti atau kucemaskan? Aku tidak takut hantu, setan, dan sejenisnya. Aku pun tidak mencemaskan tindak kejahatan. Tetapi, seperti ada bagian dalam diriku yang menolak kehadiran sang malam.
Trihari Suci berlalu. Seusai libur Paskah, putriku kembali ke kota tempat ia menuntut ilmu. Aku segera mengikutinya. Bukankah masa Prapaskah sudah usai? Dua malam aku menginap di hotel. Betapa pun aku ingin tetap berada dekat putriku, aku harus kembali ke rumah.
Di depan pintu gerbang rumah, aku berkata dalam hati, "Inilah Galilea-ku. Tempat Kristus mengunjungiku secara pribadi lebih dari tiga tahun silam, dan tempat Kristus kini telah menanti aku." Aku masuk ke rumah dengan hati yang damai.
Malam hari itu, untuk pertama kali aku bisa melewati malam dengan tenang dan tidur yang cukup. Hari berganti, malam menjelang. Tak ada sedikit pun rasa kesepian dalam kesendirian. Sejak itu, aku menikmati keberadaanku sepenuhnya di rumah.
Dalam keheningan suasana, di tengah doa-doa yang kudaraskan, aku dapat merasakan kehadiranMu. Keadaan sekeliling masih tetap sama saat ini seperti sebelum Paskah, namun aku yakin hatiku-lah yang telah Engkau ubah dengan kuasa Roh Kudus.
Terima kasih, ya Yesus Kristus, Engkau berkenan memberiku pengalaman Kebangkitan bersamaMu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar