Engkau menuturkan perumpamaan tentang tiga orang yang diberi talenta dengan jumlah berbeda (Matius 25:14-30). Pemahaman tentang talenta sering kali dikaitkan dengan bakat atau kemampuan seseorang dalam berkarya. Namun, Engkau memberiku pemahaman, talenta lebih dari sekadar bakat atau kemampuan berkarya, apalagi saat mengisahkan perumpamaan itu, Engkau membukanya dengan perkataan: "Hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri..." (Matius 25:14).
Talenta adalah tanda cinta. Memang betul, secara umum Engkau mencintai semua makhluk yang Kau ciptakan, terutama manusia yang diciptakan serupa dengan gambarMu (lihat Kejadian 1:27). Engkau tidak membeda-bedakan orang baik dan jahat atau benar dan tidak benar dengan membuat matahari bersinar dan mencurahkan hujan untuk semua makhluk ciptaanMu (lihat Matius 5:45).
Namun, di samping cinta yang universal itu, Engkau mencintai orang-orang tertentu secara khusus. Contohnya, dari 12 rasul yang Engkau pilih saat berada di dunia, ada tiga rasul - Petrus, Yohanes, dan Yakobus - yang selalu Engkau ajak mengikutiMu dari dekatMu seperti ketika Engkau membangkitkan anak perempuan yang telah meninggal (Markus 5:37), pergi ke Gunung Tabor (Lukas 9:28), dan berdoa di Taman Getsemani (Matius 26:37).
Talenta yang Engkau berikan kepada setiap orang adalah tanda cinta, agar orang dapat lebih mengenal Engkau dan berada lebih dekat denganMu. Itulah Kerajaan Sorga - ketika orang senantiasa diam di hadiratMu dan melakukan kehendakMu.
PemberianMu adalah rahmat semata, bukan karena jasa orang yang menerimanya. Ada orang yang mendapat lima talenta, yang lain tiga talenta, dan ada pula yang mendapat satu talenta. Orang yang mendapat lima talenta dan dua talenta, dengan giat mengembangkan relasi cintanya denganMu, sehingga semakin dekat denganMu.
Sementara orang yang mendapat satu talenta merasa dirinya kurang Engkau cintai. Ia tidak berusaha memupuk relasi intim denganMu, malah memilih mengubur tanda cintaMu. Iman dan cintanya kepadaMu tidak berkembang.
Kepada orang-orang yang menanggapi cintaMu, Engkau semakin mendekati mereka dan memberi mereka rahmat berlimpah. Ini dilambangkan dengan pelipatgandaan talenta yang dimiliki orang pertama dan orang kedua: dari lima menjadi sepuluh talenta, dari dua talenta menjadi empat talenta. Bahkan, satu talenta milik orang ketiga diberikan kepada orang pertama yang telah memiliki sepuluh talenta.
"Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya," kataMu (Matius 25:29). Nyatalah, setiap orang yang mempunyai cinta kepadaMu akan Engkau puaskan, sehingga ia berkelimpahan. Sementara orang yang tidak menaruh cinta kepadaMu, akan Kau campakkan.
Sabtu, 31 Agustus 2013
Minggu, 25 Agustus 2013
KehendakMu adalah Kekudusan
PengajaranMu dengan tegas menyatakan:
- makan dan minum bersamaMu
- mendengar pengajaranMu
belum cukup menjamin seseorang masuk ke dalam Kerajaan Surga.
Orang-orang yang mengikuti perayaan Ekaristi setiap minggu bahkan setiap hari, belum berarti mereka dekat denganMu secara Roh. Orang-orang yang menghadiri seminar, ceramah, pendalaman rohani, dan membaca Kitab Suci; belum tentu hati mereka terpaut sepenuhnya padaMu.
Bukan wewenangku untuk menilai mereka. Engkau tidak menghendaki penghakiman kepada sesama, sekecil apa pun. Tetapi, dari perkataanMu aku meyakini, bukan setiap orang yang berseru kepadaMu: Tuhan, Tuhan, akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Engkau hanya berkenan kepada orang-orang yang melakukan kehendak BapaMu (lihat Matius 7:21).
Apakah yang menjadi kehendak Bapa? Aku memahaminya sebagai menjadi kudus - kekudusan. Itulah sasaran tertinggi dalam kehidupan manusia. Allah Bapa telah menciptakan manusia menurut gambarNya. Ia adalah Kudus, maka Ia pun menghendaki agar manusia kudus seperti diriNya. Kudus berarti suci, murni. "Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah," demikian Engkau mengajarkan (Matius 5:8).
Dengan menjadi kudus, kita dapat menyembah Allah secara benar dalam Roh dan Kebenaran (lihat Yohanes 4:24). Kekudusan membuat kita dapat memasuki kota Yerusalem baru kelak (lihat Wahyu 21:1-8). Mereka yang berhak masuk ke kota suci ini adalah mereka yang keluar dari kesusahan besar; mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba (lihat Wahyu 7:14).
".... dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya merekapun dikuduskan dalam kebenaran." (Yohanes 17:19)
- makan dan minum bersamaMu
- mendengar pengajaranMu
belum cukup menjamin seseorang masuk ke dalam Kerajaan Surga.
Orang-orang yang mengikuti perayaan Ekaristi setiap minggu bahkan setiap hari, belum berarti mereka dekat denganMu secara Roh. Orang-orang yang menghadiri seminar, ceramah, pendalaman rohani, dan membaca Kitab Suci; belum tentu hati mereka terpaut sepenuhnya padaMu.
Bukan wewenangku untuk menilai mereka. Engkau tidak menghendaki penghakiman kepada sesama, sekecil apa pun. Tetapi, dari perkataanMu aku meyakini, bukan setiap orang yang berseru kepadaMu: Tuhan, Tuhan, akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Engkau hanya berkenan kepada orang-orang yang melakukan kehendak BapaMu (lihat Matius 7:21).
Apakah yang menjadi kehendak Bapa? Aku memahaminya sebagai menjadi kudus - kekudusan. Itulah sasaran tertinggi dalam kehidupan manusia. Allah Bapa telah menciptakan manusia menurut gambarNya. Ia adalah Kudus, maka Ia pun menghendaki agar manusia kudus seperti diriNya. Kudus berarti suci, murni. "Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah," demikian Engkau mengajarkan (Matius 5:8).
Dengan menjadi kudus, kita dapat menyembah Allah secara benar dalam Roh dan Kebenaran (lihat Yohanes 4:24). Kekudusan membuat kita dapat memasuki kota Yerusalem baru kelak (lihat Wahyu 21:1-8). Mereka yang berhak masuk ke kota suci ini adalah mereka yang keluar dari kesusahan besar; mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba (lihat Wahyu 7:14).
".... dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya merekapun dikuduskan dalam kebenaran." (Yohanes 17:19)
Kamis, 22 Agustus 2013
Napas Allah
ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. (Kejadian 2:7)
Dari kisah penciptaan manusia pertama, kita memahami sebenarnya milik Tuhan-lah napas kita. IA yang menghembuskan napas hidup ke dalam hidung kita, sehingga kita menjadi makhluk yang hidup.
Seorang penginjil asal Amerika Serikat, Norvel Hayes, memberi kesaksian dirinya pernah berada di Surga. Seperti apakah Surga itu? "Dalam setiap tarikan napasku, aku merasakan kehadiran Allah di sekelilingku," ujarnya.
Sejatinya, Surga lebih daripada sekadar merasakan kehadiran Allah di sekitar kita. Surga adalah ketika kita mengangkat jiwa kita dalam tarikan napas, sehingga roh kita menyatu dengan Roh Allah. Surga adalah ketika kita menghembuskan napas dari hidung kita dan menikmati Allah yang bernapas dalam raga kita. Napas Allah melalui tubuh fana kita mengalirkan sukacita dan damai yang tak terbatas.
Surga telah mulai dapat kita nikmati saat kita masih hidup di dunia ini. Surga yang sama akan kita alami ketika napas kita berhenti dari tubuh dan menyatu sepenuhnya dalam napas Allah.
Dari kisah penciptaan manusia pertama, kita memahami sebenarnya milik Tuhan-lah napas kita. IA yang menghembuskan napas hidup ke dalam hidung kita, sehingga kita menjadi makhluk yang hidup.
Seorang penginjil asal Amerika Serikat, Norvel Hayes, memberi kesaksian dirinya pernah berada di Surga. Seperti apakah Surga itu? "Dalam setiap tarikan napasku, aku merasakan kehadiran Allah di sekelilingku," ujarnya.
Sejatinya, Surga lebih daripada sekadar merasakan kehadiran Allah di sekitar kita. Surga adalah ketika kita mengangkat jiwa kita dalam tarikan napas, sehingga roh kita menyatu dengan Roh Allah. Surga adalah ketika kita menghembuskan napas dari hidung kita dan menikmati Allah yang bernapas dalam raga kita. Napas Allah melalui tubuh fana kita mengalirkan sukacita dan damai yang tak terbatas.
Surga telah mulai dapat kita nikmati saat kita masih hidup di dunia ini. Surga yang sama akan kita alami ketika napas kita berhenti dari tubuh dan menyatu sepenuhnya dalam napas Allah.
Sabtu, 17 Agustus 2013
Aku Mau
Engkau masih terpaku di kayu salib sampai saat ini.
Engkau masih menanggung segala dosa umat manusia.
Engkau masih setia mengorbankan diriMu.
Dapatkah seorang yang mencinta membiarkan Kekasihnya menanggung semua itu sendirian?
Aku mau ikut merasakan salibMu.
Aku mau ikut menderita bersamaMu.
Aku mau setia menemaniMu.
Engkau masih menanggung segala dosa umat manusia.
Engkau masih setia mengorbankan diriMu.
Dapatkah seorang yang mencinta membiarkan Kekasihnya menanggung semua itu sendirian?
Aku mau ikut merasakan salibMu.
Aku mau ikut menderita bersamaMu.
Aku mau setia menemaniMu.
Senin, 12 Agustus 2013
Sudah Ada Jawaban
Tuhanku, aku tahu Engkau telah
memberikan jawaban atas segala permasalahanku, pada saat aku belum
menemukannya.
Bimbing dan terangi aku dengan Roh KudusMu, agar aku dapat memperoleh jawaban itu –
jawaban yang sesuai dengan kehendakMu.