Ketika sendi-sendi sekujur tubuh terasa ngilu, kepala bagai ditusuk-tusuk, mata pedih berair, tenaga lenyap sama sekali; aku teringat kepadaMu. Aku sangat bersyukur, aku boleh sedikit merasakan penderitaanMu di kayu salib melalui sakit yang kuderita ini.
Hari demi hari kulalui tanpa berdaya. Menggerakkan anggota tubuh saja perlu perjuangan. Aku masih lebih beruntung ketimbang diriMu saat memanggul salib. Aku mengonsumsi parasetamol tiga kali sehari untuk meredakan sakit sendi-sendi ini, sementara Engkau menanggung luka dan sakit tanpa obat pereda sakit.
Tidak seperti pengalaman-pengalaman sakitku sebelumnya, kali ini aku
menerima sakit yang Kau berikan kepadaku dengan penuh cinta
kepadaMu.Ternyata perbedaan pandangan ini sangat memengaruhi suasana
hati dalam menanggung sakit flu tulang. Aku menjadi lebih pasrah pada kehendakMu dan mengangkat jiwaku mendekati RohMu.
Terima kasih, karena Engkau berkenan memakai tubuhku untuk berbagi penderitaanMu. Tak ada lagi tanya untuk denyut berkepanjangan di alis mata kanan selama beberapa hari, detak jantung berulang yang memedihkan di selama Jumat sore hingga malam, rahang mulut yang tak dapat digerakkan selama satu jam pada Jumat malam minggu berikutnya. Aku kini paham makna cinta di balik penderitaan. Dengan cara inilah aku belajar mencintaiMu seperti Engkau ingin kucintai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar