Minggu, 02 Juni 2013

Relasi Abadi

Memberikan daging dari tubuh sendiri sebagai makanan untuk hidup dunia - siapa dapat menerima konsep absurd ini?

Saat berbicara tentang hal tersebut kepada murid-muridMu, Engkau berwujud manusia. Bagaimana bisa seorang manusia mengaku sebagai roti hidup dari Surga dan dapat dimakan, sehingga yang memakanNya akan hidup selama-lamanya? (lihat Yohanes 6:51)

PerkataanMu dianggap sesuatu yang keras, sulit dipahami oleh murid-muridMu, sehingga setelah itu banyak muridMu yang mengundurkan diri (lihat Yohanes 6:60 dan 66)

Dalam Perjanjian Lama, Allah menyertai peziarahan umatNya dalam rupa tiang awan di siang hari dan tiang api di malam hari. Allah hadir secara kasat mata, namun tetap saja ada jarak antara Allah dan manusia ciptaanNya.

Terjalin relasi putus-sambung antara Allah dan bangsa pilihanNya seperti dapat dibaca mulai dari kitab Hakim-Hakim - sejak umat Israel masuk ke tanah perjanjian Kanaan. Jika dipimpin hakim yang benar, umat Israel menyembah Tuhan. Begitu pula pada zaman raja-raja, yang dimulai dengan raja Saul. Hanya sedikit raja Yehuda yang setia kepada Allah, kebanyakan melenceng begitu kekuasaan ada di tangan.

Relasi yang berjarak antara Allah dan manusia - dalam hal ini bangsa pilihanNya - menyebabkan tidak langgengnya relasi tersebut. Maka, dalam Perjanjian Baru, melalui kedatangan Yesus Kristus yang adalah Putra Allah dalam wujud manusia, Allah berkenan mengubah bentuk relasiNya dengan manusia ciptaanNya.

Melalui Yesus Kristus relasi antara Allah dan manusia menjadi abadi. Pemberian Tubuh dan DarahNya sebagai makanan dan minuman membuat manusia dapat bersatu dengan Allah di dalam dirinya, sehingga tak ada lagi jarak antara Sang Pencipta dengan ciptaanNya.

"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia." (Yohanes 6:53 dan 56)

Setelah pengurbananMu di kayu salib, wafat dan kebangkitanMu, lalu diikuti dengan kenaikanMu ke Surga dan pencurahan Roh Kudus; barulah para pengikutMu dapat memahami makna perkataanMu itu yang tidak lagi menggoncangkan iman, malah sebaliknya memperkokoh iman.

Engkau tinggal di dalam manusia dan manusia tinggal di dalamMu adalah persatuan Roh yang erat. Misteri Tubuh dan DarahMu hanya dapat dipahami sepenuhnya dalam cara pandang Roh, seperti perkataanMu, "Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna," (Yohanes 6:63)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar