Perkembangan teknologi saat ini begitu canggih. Kita dapat memotret sesuatu dilengkapi dengan koordinat spasialnya, dan dalam hitungan detik langsung diterima oleh si penerima. Menyalakan pesawat televisi atau perangkat komputer, kita bisa menyaksikan siaran langsung atau live streaming tentang suatu peristiwa penting yang sedang berlangsung. Pada waktu saat ini (real time), kita dapat memperoleh fakta yang sebenarnya (real fact).
Kecanggihan tersebut di satu sisi memudahkan dan menggembirakan, namun di sisi lain memprihatinkan. Kita baru percaya akan sesuatu, kalau sudah melihat faktanya. Maka, sepiring makanan, pemandangan alam tertentu, kejadian tertentu lebih bergaung kebenarannya, jika telah ditampilkan fotonya.
Kita menjadi orang-orang yang tidak mudah percaya pada kebenaran suatu hal, sebelum kita melihat gambarnya - entah lewat layar telepon seluler, televisi, komputer, atau langsung. Inilah sebabnya, mengapa orang-orang modern sekarang sulit mengimani Yesus Kristus.
Kita bagai Tomas yang tidak akan percaya akan kebangkitan Kristus, sebelum melihat bekas paku pada tanganNya, mencucukkan jari ke bekas paku itu, dan mencucukkan tangan ke dalam lambungNya. (lihat Yohanes 20:25)
Tomas beruntung, karena delapan hari kemudian, ia didatangi Kristus yang telah bangkit. Kristus meminta Tomas menaruh jarinya ke tangan Kristus dan mencucukkan tangannya ke lambung Kristus. Bagaimana dengan kita yang tidak pernah melihat Kristus secara kasat mata? Tak ada seorang pun dari kita yang bisa memotret luka di tangan dan lambung Kristus, lalu mengirimkannya kepada orang-orang lain agar percaya.
Di sinilah iman berperan. Keyakinan bahwa karena kuasa Allah, Kristus telah bangkit dari alam maut. Kebangkitan Kristus benar adanya, meskipun kita tidak melihat secara langsung.
Jika kita termasuk orang-orang yang percaya penuh akan kebangkitan Kristus, maka kita adalah orang-orang yang berbahagia, seperti dikatakan Kristus sendiri: "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." (Yohanes 20:29)
Dan pada saat kita mengimani kebangkitan Kristus, maka saat itu pula (real time) kita memperoleh fakta sebenarnya (real fact) akan kebenaran tersebut. Tidak secara kasat mata, tetapi semua itu berlangsung dalam relung spiritual kita - dalam dunia rohaniah yang tidak kasat mata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar