Untuk menegaskan sesuatu, manusia sering meminta tanda. Seperti yang diminta orang-orang Farisi kepada Yesus: Maka mengeluhlah Ia dalam hati-Nya dan berkata: "Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda." Ia meninggalkan mereka; Ia naik pula ke perahu dan bertolak ke seberang. (Markus 8:12-13)
Dari pengalaman hidup-Nya di dunia ini, Yesus sangat memahami kebutuhan manusia akan tanda kehadiran secara fisik. Karena itu, menjelang sengsara dan wafat-Nya di kayu salib, Ia memberikan tanda kehadiran yang nyata bagi murid-murid-Nya hingga kepada kita sekarang ini.
Dalam perjamuan menjelang wafat-Nya, Yesus mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku." Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu." (Lukas 22:19-20)
Kepingan roti bundar kecil putih yang dibagikan Imam kepada umat yang mengikuti Perjamuan Ekaristi dan menyambut Komuni sejatinya adalah Tubuh Kristus. Tanda kehadiran nyata Diri-Nya yang Ia berikan kepada kita untuk memenuhi kebutuhan manusia akan tanda fisik dan bukti kecintaan Tuhan kepada umat-Nya. Imanuel - Allah menyertai kita tergambar jelas melalui Sakramen Mahakudus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar