Sesaat setelah Tuhan membuat air Laut Merah berbalik memporakporandakan pasukan berkuda Firaun, Miryam mengambil rebana. Ia menyanyi dan menari diikuti semua perempuan Israel. Miryam mempimpin mereka, "Menyanyilah bagi Tuhan, sebab Ia tinggi luhur; kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut." (Keluaran 15:21)
Dalam pengembaraan di padang gurun, Miryam bersama kakaknya Harun, mempertanyakan kenabian Musa adik mereka, ketika Musa mengambil perempuan Kush menjadi isterinya. "Sungguhkah Tuhan berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?" kata Harun dan Miryam. (Bilangan 12:2)
Karena kesangsian mereka itu, Tuhan memanggil tiga bersaudara - Harun, Miryam, dan Musa - untuk menghadapNya. Tuhan membela Musa dengan menegur Harun dan Miryam. Setelah Tuhan berlalu, Miryam kena kusta.
Musa memohon kepada Tuhan untuk kesembuhan kakaknya. Tuhan menjawab Musa. Selama 7 hari Miryam dikucilkan ke luar tempat perkemahan. Bangsa Israel menanti kesembuhan Miryam, lalu mereka kembali melanjutkan perjalanan. (Bilangan 12:16)
Miryam masih mengiringi peziarahan bangsanya di padang gurun, sampai ia meninggal di Kadesh dan dimakamkan di sana.
***
Adakah penilaian-penilaian yang kita buat telah menjadi penghambat langkah maju dalam kehidupan spiritual kita? Kita perlu senantiasa waspada, jangan sampai menjadi seperti Miryam di tengah peziarahan kita di dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar