Dari tujuh film yang diunggulkan sebagai film terbaik di ajang Piala Oscar 2016 yang digelar di Dolby Theatre, Hollywood, Los Angeles – Amerika Serikat, pada malam 28 Februari 2016, Spotlight akhirnya terpilih sebagai pemenang. Padahal, film Revenant lebih dijagokan karena sebelumnya film yang membuahkan Leonardo DiCaprio sebagai aktor terbaik ini sudah mengantongi penghargaan sebagai film terbaik di Golden Globe Award dan BAFTA (British Academy Film Awards).
Film Spotlight yang
disutradarai Tom McCarthy menjadi film terbaik Oscar dengan jumlah penghargaan
paling sedikit. Satu penghargaan lagi yang diraih film ini adalah penghargaan
Naskah Asli Terbaik yang ditulis Tom McCarthy dan Josh Singer.
Film berdurasi 2 jam 9 menit yang beredar di Indonesia pertengahan
Februari 2016 ini berkisah tentang penyelidikan oleh empat wartawan The Boston Globe tahun 2002 untuk mengungkap
kasus pelecehan seksual yang dilakukan John Geoghan, pastor di Keuskupan Boston,
Massachusetts, Amerika Serikat.
Saat menerima penghargaan Oscar, Michael
Sugar, produser film Spotlight
berujar, “Film ini menjadi suara bagi para korban. Dan
suara ini kami harap bisa menjadi ‘paduan suara’ yang bisa didengar sampai ke
Vatikan.”
Tanggapan
Paus Fransiskus
Tuduhan pelecehan seksual anak yang melibatkan sejumlah pastor Gereja
Katolik sesungguhnya telah lama bergulir. Namun menurut Dewan Hak Asasi Manusia
(HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), keuskupan tidak mengambil sikap tegas
terhadap kasus-kasus pelecehan seksual yang dilaporkan ke Vatikan sejak 1995.
Pada Desember 2013, Paus Fransiskus membentuk sebuah tim untuk
menyelidiki semua kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak yang dilaporkan. Tim
ini bertujuan memberantas kekerasan seksual dan memberi keadilan kepada para
korban.
Setahun sebelum film Spotlight
dibuat, tepatnya pada 11 April 2014, di depan para anggota Biro Anak-Anak
Katolik Internasional, sebuah jejaring organisasi Katolik Perancis yang
melindungi hak-hak anak, Paus Fransiskus meminta maaf kepada mereka yang
dilecehkan secara seksual oleh para pastor. Paus bertekad tak akan mundur dari
upaya keras melindungi anak-anak.
Tiga bulan berselang, pada 7 Juli 2014, Paus Fransiskus menggelar pertemuan pertama dengan para korban kekerasan seksual oleh segelintir pastor. Enam korban dari Irlandia, Inggris, dan Jerman; menghadiri misa pagi di kediaman Paus di Vatikan. Paus mengatakan tidak akan memberi toleransi kepada siapa pun di Gereja Katolik yang melakukan kekerasan terhadap anak-anak.
Tiga bulan berselang, pada 7 Juli 2014, Paus Fransiskus menggelar pertemuan pertama dengan para korban kekerasan seksual oleh segelintir pastor. Enam korban dari Irlandia, Inggris, dan Jerman; menghadiri misa pagi di kediaman Paus di Vatikan. Paus mengatakan tidak akan memberi toleransi kepada siapa pun di Gereja Katolik yang melakukan kekerasan terhadap anak-anak.
Hikmah
bagi Umat Katolik
Menyaksikan Spotlight, menimbulkan berbagai reaksi. Ada yang mengatakan, kita
tidak perlu mengeneralisasi seluruh Gereja Katolik buruk; sebab perbuatan
kekerasan seksual dilakukan oleh oknum pastor, hanya sedikit sekali dari
ratusan ribu pastor di seluruh dunia. Namun, ada pula yang jadi malas beribadah
dan berkurang kepercayaannya kepada institusi Gereja Katolik. Yang lain, tidak
ambil pusing dengan Spotlight. Itu
hanya film, bukankah setiap orang bebas berkreasi dan berinterpretasi?
Satu hal yang menarik, pengumuman Oscar
berlangsung pada awal Minggu Prapaskah ke-3 (28 Februari 2016); sementara di
akhir Minggu Prapaskah ke-3, tepatnya pada 4-5 Maret 2016, umat Katolik seluruh
dunia menanggapi seruan Paus Fransiskus untuk menggelar “Momen 24 Jam untuk
Tuhan.” Pada waktu tersebut, umat Katolik semesta didorong untuk semakin
mengarahkan hidup kepada Tuhan sepanjang waktu dengan bertobat, rekonsiliasi,
peduli, dan berbela rasa.
Suatu kebetulankah? Kedua acara
tersebut, tentu sudah direncanakan jauh hari sebelumnya. Mungkin ada baiknya, hal
ini dipandang sebagai cara Tuhan menyapa umatNya. Dengan rendah hati kita sebagai
umat Katolik mengakui, pada dasarnya semua manusia berdosa dan sangat
membutuhkan pengampunan dari Allah dan sesama.
Selain itu, kita perlu waspada terhadap berbagai
upaya si jahat yang selalu mencari waktu yang baik untuk menggoda manusia (lihat
saja apa yang dilakukan iblis setelah mencobai Yesus di padang gurun – Lukas
4:13). Jangan sampai Spotlight menggerus
iman kita. Betapa pun, Spotlight hanya
sebuah film buatan manusia yang punya berbagai motivasi di baliknya.
Tak perlu ciut hati dengan berbagai
rongrongan terhadap Gereja Katolik. Ingatlah Sabda Yesus saat memilih Paus
pertama, yakni Santo Petrus, “Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini
Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya” (Matius
16:18). Bahkan alam maut saja tak mampu menguasai Gereja yang senantiasa dilindungi
Yesus Kristus.
Lihatlah sisi positifnya. Kita dapat menyikapi
kemenangan Spotlight di ajang Oscar dengan semakin memurnikan Gereja Katolik. Para
imam berikhtiar menjadi semakin kudus seperti Yesus Kristus. Umat
Katolik beribadah secara benar dan suci, mendukung karya pelayanan
Gereja dengan mendoakan para imam, biarawan, dan biarawati, serta bekerja sama meluaskan Kerajaan Allah.
Jangan
takut terhadap apa yang harus engkau derita!.... Hendaklah engkau setia sampai
mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan (Wahyu 2:10).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar