Jumat, 05 Desember 2014

Teringat Dosa Lama

Masa Adven - penantian akan kedatanganMu. Ajakan untuk bertobat menggema - menyucikan hati, agar pantas menerima kehadiran Engkau, Sang Juru Selamat.

Merefleksikan perjalanan hidup untuk menggali dosa-dosa yang masih tersisa dan perlu diakui, membuatku teringat akan dosa lama. Tiga dosa besar itu telah aku akui dalam Sakramen Rekonsiliasi hampir lima tahun silam, menjelang Natal seperti sekarang.

Engkau telah mengampuniku, menebusku dengan Darah suciMu. Sejauh timur dari barat, Engkau menjauhkan aku dari pelanggaranku. (lihat Mazmur 103:12)

Semestinya semua sudah selesai. Namun, ingatan akan dosa lama itu dimanfaatkan si jahat untuk merenggangkan relasiku denganMu. Aku jadi merasa tak pantas berada dalam hadiratMu. Aku menarik diri, melangkah mundur dari hadapanMu. Aku enggan menyapaMu, apalagi berbincang secara pribadi denganMu. Rasanya malu, tak layak.

Sesaat terasa hampa. Ah... di pojok sana si jahat menyeringai.
Bertepuk tangan penuh kemenangan. 

Hei, apa yang terjadi denganku?

Dengan sikapku seperti ini, bukankah berarti....
aku meragukan pengampunanMu,
aku menolak kerahimanMu,
aku menghancurkan kedekatan relasi yang telah terbangun di antara kita.

Ampuni, aku, ya Yesus.
Engkau adalah Gembala yang rela meninggalkan 99 ekor domba
hanya untuk mencari seekor domba yang hilang.
Engkau adalah Ayah yang selalu mengasihi,
meskipun si anak telah menghamburkan harta warisan.

Aku kembali kepadaMu, apa adanya.
     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar