Namun,
rupanya kedekatan dengan Yesus dan karunia-karunia yang diperoleh Yudas sebagai
rasul, tak cukup mampu mengalahkan apalagi memadamkan kejahatan yang ada dalam
dirinya. Iblis berhasil membisiki Yudas untuk mengkhianati Sang Guru, justru pada saat mereka sedang makan bersama (lihat Yohanes 13:2).
Pengkhianat
Kristus tetap ada dalam aneka wujudnya sampai sekarang. Paus Emeritus
Benediktus XVI dalam pesan di Vatikan pada 26 Agustus 2012 menegaskan, umat
Katolik yang tidak setuju dengan ajaran Katolik atau tidak percaya kepada Yesus
Kristus, hendaknya meninggalkan Gereja ketimbang menjadi pengkhianat seperti
Yudas. Yudas tetap bersama
Yesus bukan karena iman atau cinta, melainkan dengan maksud rahasia
mengkhianati Gurunya. Kejahatan paling serius dari Yudas adalah kepalsuan.
Adakah kita tetap bersama Yesus saat ini karena iman dan cinta, atau karena kepalsuan - mengaku pengikut Kristus tetapi punya niat dan rencana terselubung yang menyakiti hatiNya? Atau tetap mengikuti Perayaan Ekaristi setiap minggu, namun berpandangan dan berperilaku yang jauh dari teladanNya? Senantiasa sadar dan pertimbangkan segala pikiran dan tindakan kita, agar tidak menjadi pengkhianat Kristus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar