Minggu, 19 Februari 2012

Hanya Ada "Ya"

Adakah aku membuat rencanaku itu menurut keinginanku sendiri, sehingga padaku serentak terdapat "ya" dan "tidak"? (2 Korintus 1:17)

"Ya" dan "tidak," dua kata itulah yang belakangan ini memenuhi benak. Ketika rasa sakit mendera, aku lebih cenderung mengatakan "tidak." Untuk apa bertahan di dunia yang penuh penderitaan ini? Bukankah lebih cepat menjumpaiMu lebih baik?

Tetapi, kesadaran itu muncul. Mengapa aku hanya mau menerima yang nikmat dan menyenangkan dariMu? Engkau sendiri telah mengatakan, siapa yang ingin mengikuti Engkau harus rela memanggul salib dan menyangkal diri. Lalu, kata "tidak" berganti menjadi "ya."

MencintaiMu sungguh membutuhkan pengorbanan, lelehan air mata, dan sakit tak terkata - raga maupun batin. Ketika sudah memutuskan untuk menempuh jalan itu, pilihan yang tersedia hanya mundur atau tetap bertahan. Tidak bisa "ya" dan "tidak."

Sejumlah pengalaman belakangan ini membuktikan, kalau tetap bertahan di jalanMu, meski batu-batu itu terasa menyakitkan di tubuh sebagai alas kakiMu, Kau lalu akan mengganjar dengan penyelesaian yang melegakan.

Semakin hari berjalan bersamaMu, semakin aku meng-amin-i kalimat Santo Paulus ini: Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. (2 Korintus 1:20a).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar