Waktu terasa semakin sempit. Orang-orang di dekatku mendesakku untuk segera mengambil keputusan. Padahal, di awal tahun aku mendengar bisikan suaraMu yang memintaku menanti hingga Paskah. Tidak terlalu lama, sekitar tiga bulan lagi. Mana yang harus kulakukan?
Seorang sahabat lama yang sebelumnya tak pernah berkontak, tiba-tiba membagikan pengalamannya. Selama enam bulan ia bergumul, menanti dengan sabar, sampai Tuhan menghadirkan seorang yang tepat untuk mengisi salah satu posisi penting di organisasinya.
Jika ia bisa bersabar, taat menanti pertolongan Tuhan, mengapa aku tak bisa melakukan yang sama? Ia menjalaninya selama enam bulan, sementara Tuhan hanya memintaku menanti tiga bulan ke depan. Baiklah, Tuhan, aku akan menunggu waktuMu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar