Sejak tadi pagi, Kau telah mengatakan dalam hatiku, bahwa aku sebaiknya memaafkannya. KataMu, masih banyak orang yang berbuat jauh lebih salah daripadanya. Tetapi hatiku masih keras, mengingat-ingat apa yang telah dilakukannya. Kau juga mengingatkan, aku pun tak luput dari berbagai kesalahan. Dan Kau telah mengampuniku. Mengapa aku tak mau melakukan yang sama kepada orang lain?
Sampai aku mendengar bacaan pertama di rumahMu sore ini. Barangsiapa membalas dendam akan dibalas oleh Tuhan (Sirakh 28:1). Ya, Kau benar. Untuk apa aku membalas kejahatan dengan kejahatan, padahal sebagai Sang Penciptanya yang lebih berkuasa atasnya Kau masih berbelas kasih kepadanya?
Dalam homili dikatakan pula, walaupun Kain telah berdosa karena membunuh adiknya, namun karena kerahiman Allah ia tidak mendapat balasan instan. Ia malah dilindungi dengan janji Allah sendiri bahwa siapa pun yang berlaku jahat terhadap Kain akan dihukum tujuh kali lipat.
Aku memaafkannya, sekaligus membebaskannya. Segera saja kelegaan memenuhi ruang hati.
Senin, 12 September 2011
Sabtu, 10 September 2011
Keotentikan Ajaran
Aku banyak membaca buku-buku olah batin belakangan ini. Tetapi, kuperhatikan para pengarang buku mengutip cerita-cerita yang sama, namun dengan nama para pelaku yang bervariasi. Seperti kisah pendiri Stanford University kujumpai di dua buku berbeda - pengarang beragama Buddha dan Katolik. Lalu, kisah penerimaan realitas "ini pun akan berlalu" kubaca di beberapa tempat dengan versi beragam.
Ah, sungguh berbeda sekali dengan ajaranMu yang tak berubah dan tak tergantikan. Hanya Engkau yang mengungkapkannya, tak ada pribadi sebelum dan sesudahMu yang mengutarakan hal serupa dengan apa yang kau nyatakan. Sungguh, ajaranMu benar-benar otentik. Aku mengagumiMu.
Ah, sungguh berbeda sekali dengan ajaranMu yang tak berubah dan tak tergantikan. Hanya Engkau yang mengungkapkannya, tak ada pribadi sebelum dan sesudahMu yang mengutarakan hal serupa dengan apa yang kau nyatakan. Sungguh, ajaranMu benar-benar otentik. Aku mengagumiMu.
Jumat, 02 September 2011
Tak Ingin Anggur yang Baru
Malam ini di rumahMu aku mendengar Kau mengatakan, "Tak seorang pun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik."
Aku tahu, yang Kau maksudkan adalah orang-orang yang telah berpegang pada keyakinan lama mereka akan sangat sulit untuk menerima ajaran baru yang Kau perkenalkan kepada mereka. Adakah ajaran yang lebih baru daripada yang Kau ajarkan?
Terima kasih, Engkau telah menyadarkanku untuk lebih waspada. Banyak yang menawarkan anggur baru saat ini, tetapi ternyata anggur mereka tidak benar-benar baru. Tidak seperti anggur baru yang pernah Kau tawarkan.
Aku tahu, yang Kau maksudkan adalah orang-orang yang telah berpegang pada keyakinan lama mereka akan sangat sulit untuk menerima ajaran baru yang Kau perkenalkan kepada mereka. Adakah ajaran yang lebih baru daripada yang Kau ajarkan?
Terima kasih, Engkau telah menyadarkanku untuk lebih waspada. Banyak yang menawarkan anggur baru saat ini, tetapi ternyata anggur mereka tidak benar-benar baru. Tidak seperti anggur baru yang pernah Kau tawarkan.