Pernahkah Anda bayangkan, apa jadinya jika Tuhan Yesus hadir secara fisik di hadapan kita?
Ingat pengalaman sepasukan prajurit dan penjaga Bait Allah yang disuruh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi untuk menangkap Yesus di Taman Getsemani? Ketika Yesus menanggapi mereka dengan mengatakan, "Akulah Dia," para prajurit mundur dan jatuh ke tanah. (lihat Yohanes 18:3-6)
Atau pengalaman Saulus dalam perjalanan ke Damsyik untuk menangkap murid-murid Tuhan. Tiba-tiba cahaya memancar dari langit, Saulus rebah ke tanah dan mendengar suara yang berkata, "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" Perjumpaan dengan Yesus yang sangat bercahaya membuatnya tidak dapat melihat. (lihat Kisah Para Rasul 9:3-9)
Keilahian Yesus begitu dahsyat, sehingga membuat orang-orang rebah bahkan buta karena terpapar kemahakuasaan-Nya. Yesus sendiri telah berpesan agar menjelang hari kedatangan Tuhan kembali, kita: "Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia." (Lukas 21:36)
Lalu, bagaimana dengan kepingan roti bundar putih kecil yang kita sambut dalam Perayaan Ekaristi? Jangan ada keraguan sedikit pun bahwa Sakramen Mahakudus yang kita terima bukan Tubuh Kristus, lantaran penampilan yang rapuh dan polos. Justru Tuhan Yesus memilih bentuk yang sangat sederhana, agar dapat menyatu dengan kita, tanpa membuat kita rebah ke tanah. Daya kuasa Sakramen Mahakudus - Tubuh Kristus - yang kita sambut dalam Perayaan Ekaristi sangat luar biasa, meski penampilan-Nya sangat sederhana. Anda bisa membuktikannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar