Minggu, 05 Juni 2022

Demi Konten

Beberapa hari belakangan ini kita menyimak berita yang membuat miris tentang seorang siswi sekolah keperawatan yang mengunggah video saat sedang memasang selang kateter pada seorang pasien pria muda. Ada pula video tentang seorang perawat yang mendekatkan masker yang dipakainya ke pipi seorang bayi. 

Mereka berharap video yang mereka unggah di akun media sosial mereka dapat menarik banyak pemirsa. Memang, yang terjadi demikian. Tetapi bukan lantaran video itu menyentuh hati dan menuai pujian. Sebaliknya, kedua video itu viral karena dibanjiri protes.

Demi konten, begitu alasan yang dikemukakan anak-anak muda yang semakin bebas tampil di media sosial, tanpa memerhatikan rambu-rambu kelayakan bagi publik, apalagi mengedepankan suara hati. Semata yang dicari hanya popularitas diri. 

Untuk apakah popularitas diri yang semu itu? Sehari berlalu, konten yang diunggah tak lagi viral, lantaran sudah ada video-video lain yang mencuat ke permukaan dunia digital. Sejatinya, eksistensi seseorang tidaklah bergantung pada posting yang viral atau disukai banyak orang. 

Pada Hari Raya Pentakosta ini, marilah kita semakin jernih menatap dunia dan hidup di dalamnya. Berdoalah mohon terang Roh Kudus, sebelum mengunggah sesuatu di media sosial, sehingga apa yang kita tampilkan menjadi berkat bagi orang-orang yang bersentuhan dengan media sosial kita.

"Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi. Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu." (Ulangan 28:1-2)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar