Gigi gerahamku yang keropos terasa sakit. Aku menemui dokter gigi di dekat rumah dan ia mengatakan tak ada jalan lain kecuali dicabut. Tetapi saat itu kesehatanku belum pulih. Sanggupkah aku bertahan melewati hari demi hari dengan gigi yang sakit?
Aku menyerahkan masalah ini kepadaMu. Kau tentu akan melindungiku selama masa pemulihan penyakitku, sampai suatu saat gigi itu bisa dicabut dengan aman. Aku menutupi lubang gigi dengan kapas dan obat untuk menghindari kotoran masuk ke dalamnya.Tanpa terasa, lima bulan berlalu. Selama itu, tak sekali pun gigi yang berlubang itu menimbulkan rasa sakit.
Aku merasa kesehatanku berangsur pulih. Aku siap mencabut gigi tersebut. Seminggu sebelumnya aku telah mendaftar ke dokter gigi di sebuah rumah sakit sesuai referensi dokter gigiku. Tetapi pada saat hari itu tiba, aku ragu. Apakah benar ini saat yang tepat untuk mencabut gigi, mengingat dua hari sebelumnya aku kembali kurang sehat?
Aku mohon penegasanMu. Aku mendengar Kau berbisik dalam hatiku untuk tetap menjalankan rencana yang telah ditetapkan. Tak ada dalih lagi. Kau memintaku bergerak, meski diselubungi kekhawatiran dan ketidakpastian, aku menjalaninya.
Persiapan berjalan lancar, bahkan dokter gigi yang kutuju sudah datang 30 menit sebelum jadwal praktiknya. Aku diterima dengan lembut dan ramah. Proses pencabutan gigi berlangsung aman dalam waktu sekitar 20 menit. Perjalanan pulang dengan taksi pun telah Kau atur. Pihak rumah sakit mencarikanku taksi yang kebetulan berhenti dekat rumah sakit. Ternyata, pengemudi taksi tinggal tak jauh dari rumahku. Ia mengenal seluk-beluk jalan, sehingga aku dapat beristirahat dengan tenang sepanjang perjalanan.
Ketika ketakutan menderaku, Engkau meneguhkan imanku. Meski aku berada dalam ketidakpastian, Engkau mendorongku untuk berani melangkah. Pengalaman ini menjadi peristiwa yang menentukan dalam kehidupanku selanjutnya. Asalkan aku beriman kokoh, Engkau akan menyertaiku melewati masa-masa sulit, sehingga bebas dari berbagai penderitaan.
Di atas secarik kertas aku menuliskan kata-kataMu yang pernah Kau utarakan kepada seorang perempuan yang mengalami pendaharan selama 12 tahun. Ia menjadi sembuh saat menyentuh jubahMu. Kalimat yang sama Kau sampaikan kepadaku, "Daughter, your faith has healed you. Go in peace and be freed from your suffering." (Mark 5:34, NIV)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar